Samudera Kearifan -->

Advertisement

Samudera Kearifan

Sabtu, 10 November 2018

Ilustrasi
Pikiran itu 'ibarat' parasut para penerjun. Ia bekerja dengan sempurna mana kala sang penerjun, atau si pemilik pikiran itu mau membukanya.

Kian besar pikiran manusia terbuka, kian besar pula manfaat dan sudut pandang yang bisa diambil olehnya. Kian terbuka pikiran manusia, kian besar pula sumbangan dan kontribusi yang akan diberikannya.

Seseorang melakukan pengembaraan yang luar biasa, tak hanya dari sisi jasmani, tapi juga pemikiran.

Seperti juga parasut, pikiran yang tak siap akan membuat pemiliknya hancur berkeping. Parasut yang terbuka, hanya beberapa saat setelah sang penerjun dimuntahkan dari perut pesawat terbang, hanya akan mengundang tamat riwayat.

Pikiran tanpa bekal yang cukup, lalu melalangbuana, mengembara di alam terbuka, hanya akan membuat pemiliknya terkubur dalam pikiran lain yang lebih kuat.

Seperti tokoh muslim yang satu ini patut ditiru oleh kita, yakni Sayyid Quth. Ia mengawalinya dengan bekal hafalan Al-Qur'an yang sudah ia tuntaskan ketika umur sepuluh tahun tahunan.

Ia juga berbekal sebuah do'a dari ibunda, "Ya Allah, jadikan anakku sebagai mata pena-Mu dan juga mata pedang-Mu." Maka jadilah ia seperti Sayyid Quth yang kita kenal.

Sungguh, hidup akan lebih mudah jika kita menjalaninya dengan pikiran tertutup dan tak ubahnya.

Tak ada yang mesti dipertimbangkan atau dijadikan rujukan. Lebih mudah menganggap bahwa tanah yang kita injak adalah pusat semesta daripada anggapan bahwa kita hanyalah satu titik kecil dari semesta yang tak terukur jaraknya.

Lebih mudah berpikir setiap orang salah, kecuali kita, daripada menganggap semua orang punya kemungkinan benar melebihi diri sendiri.

Tapi sebaliknya, hidup akan terasa begitu berat jika manusia menjalaninya dengan pikiran terbuka. Sebab, we're living in the changing world. Kita hidup dalam dunia dan juga isinya yang sedang dan selalu berubah.

Menjadi cerdas, tak kehilangan arah atau fokus, dengan pikiran yang terbuka akan membuat kita menjadi manusia-manusia pilihan dengan berjuta manfaat untuk kehidupan. Tapi sekali lagi, menjadi itu semua lebih berat dari memindahkan gunung dari tempatnya.

Tapi hasil dari itu semua adalah, bisa jadi kita akan menerima bergunung-gunung kebaikan dan seluas-luasnya samudera kearifan yang tak akan pernah didapatkan orang-orang yang menutp diri dan memilih kemudahan.

Mari luruskan niat untuk melakukan kebaikan dengan ikhlas. Tinggalkan perkara-perkara maksiat.

Pembaca JCS, kita tak bisa lagi membiarkan waktu berlalu tanpa peran dan langkah kita mencipta sejarah. Tentu sejarah yang cemerlang yang diingat dan dituturkan dengan riang. Bukan sejarah yang diceritakan dengan segala mengenang keburukan.

Dan itu hanya ada satu cara membangunnya. Seperti kata Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam, kita harus menjadikan tahun ini lebih baik dari tahun kemarin. Bulan ini harus lebih baik dari bulan kemarin. Hari ini harus lebih cemerlang dari kemarin.

Wallahu a'lam. Shalallahu 'alaihi wa sallam. Subhanakal lahumma wa bihamdika...*