Fakhri : Semua Pemain Timnas U-16 Indonesia Bangkit dari Kekecewaan -->

Advertisement

Fakhri : Semua Pemain Timnas U-16 Indonesia Bangkit dari Kekecewaan

Senin, 01 Oktober 2018

Para pemain timnas Indonesia U-16 mendengarkan instruksi Fakhri Husaini. (ilustrasi)
JCS - Ujung dari rebutan si kulit bundar di lapangan pasti ada yang menang dan yang kalah. Itu adalah seni dalam dunia sepak bola. Apalagi laga tingkat asia ini sangat ketat. Kualitas para pemain yang turun ke lapangan hijau oleh klub-klub negara tetangga tentu bukan sembarang pemain.

Kegagalan Timnas U-16 Indonesia, Bagas, Bagus dan semua pemain yang berambisi ingin tembus ke level dunia (Piala Dunia U-17 2019), kini harus terhenti oleh tim sepak bola asal negara yang berbatasan dengan Cianjur selatan. 

Yakni timnas U-16 Australia dengan skor 2-3 pada laga perempat final di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Senin (1/10). Pelatih timnas Indonesia U-16 Fakhri Husaini menerima kegagalan timnya melangkah ke semifinal Piala AFC U-16. 

Ia mengaku bangga atas perjuangan pasukannya. Menurut Fakhri, para pemainnya harus belajar menerima hasil ini. "Ini sepak bola. Tidak semua hasil yang kita harapkan bisa menjadi kenyataan," kata Fakhri, Senin sore.

Ia meminta Sutan Zico dkk bangkit kembali dan melupakan hasil ini, karena mereka punya masa depan cemerlang ke depan. Fakhri menegaskan, timnas usia muda bukan masalah banyaknya piala dan gelar yang diraih.

"Ini pembinaan. Semoga mereka bisa lebih berkembang dan memberikan kontribusi untuk timnas di atasnya," harapnya.

Ia memuji Australia sebagai tim yang bagus dan memiliki dasar sepak bola yang baik. Para pemainnya, kata dia, kesulitan mengantisipasi bola-bola atas lawan. Gol pertama Australia yang menyamakan kedudukan, dinilainya langsung meruntuhkan semangat para pemainnya.

Menurut Fakhri, keunggulan Australia lahir dari kompetisi usia muda mereka yang sudah berjalan dengan baik. Ia mengharapkan kompetisi usia muda di Indonesia harus segera dan terus menerus digenjot serta berjalan bergandengan.

"Komunikasi antara pemerintah, swasta dan federasi amat diperlukan untuk menghasilkan pemain-pemain muda berbakat dan berkualitas," paparnya. (tas)