Meteran Zaman Now -->

Advertisement

Meteran Zaman Now

Admin
Kamis, 23 Agustus 2018

JCS - Suatu perbuatan baik, di tempat dan waktu yang berbeda, bisa berarti sama sekali tidak baik. Begitu juga sebaliknya. Kebaikan ternyata tak pernah bisa diterjemah. Karena memang kebaikan tak terdiri dari bagian-bagian atau lapisan-lapisan yang bisa dipilih satu persatu dan diikuti lembar demi lembar. 

Kebaikan tak pernah bisa didefinisikan karena memang ia tak diam, selalu berubah, memiliki banyak komposisi dan pola tersendiri. Selanjutnya, untuk memahami zaman now dapat disederhanakan seperti meteran kayu dan peci. Meteran ikut kayu, bukan kayu dipotong-potong lalu ikut meteran. Peci ikut kepala, bukan kepala dipotong lalu ikut peci, tapi ukuran peci disesuaikan dengan ukuran kepala. 

Zaman now harus ikut risalah yang disampaikan atau dibawa Nabi Muhammad SAW. Bukan risalah mengikuti zaman now. Orang-orang berilmu tahu bahwa nafsu mengarah kepada hal-hal yang berlawanan dengan takwa.

Tawadu lawannya sombong. Ia tahu hewan banyak nafsunya. Tapi manusia bertakwa mampu menahan nafsu. Terkait celaan! Mencela itu perbuatan tidak baik. Mencela yang sudah tercela itu buang-buang energi. Dalam Al-Quran ada kalimat basyar. Yaitu paduan antara takwa dengan nafsu. Orang takwa berpotensi mengikuti nafsu. Dan sebaliknya. 

Satu lagi, ketika tugas kenabian Nabi Isa AS untuk daerah Palestina. Apabila di zaman ini di Indonesia ada pengikut Nabi Isa itu sangat kejauhan. "Geser orientasinya sesuai Al-Qur'an karena Allah. Lakukan kebaikan karena Allah. Itu perintah Allah SWT dalam Al-Qur'an surat 75 ayat 15-17. Jika ada masalah dalam pekerjaan antum, coba cek, barangkali pekerjaan yang antum kerjakan tak ada keikhlasan," demikian dipaparkan Ustad Adi Hidayat LC dalam ceramahnya di Akhyar TV, Rabu. 

Jadi, berjalan di jalan kebaikan, sebagaimana dijabarkan dalam pesan-pesan kebaikan adalah sifat umum manusia, yang selalu berada dalam komposisi tarik menarik. Tentu saja hanya Allah yang tahu segala kebaikan mutlak dan semua keburukan absolut. 

Tugas dan tantangan hamba di zaman now (milenial) adalah, selalu berhati-hati dan tak henti mentadaburi. Mana yang menyenangkan dan mana yang berarti kebaikan. Mana kebencian dan mana keburukan. Sebab, banyak manusia yang di ujung umurnya terjerembab karena hal-hal yang ia sangka sebagai kebaikan karena ia menyenangkan. Padahal ia sedang berkutat dengan keburukan. Wallahu a'lam. (tas).