Melestarikan Tafakur -->

Advertisement

Melestarikan Tafakur

Admin
Jumat, 24 Agustus 2018

Ilustrasi 
Apabila seseorang mempunyai pikiran yang baik, maka baginya pada segala sesuatu mengandung pelajaran. Bicaranya hanyalah berdzikir, diamnya bertafakur, dan pandangannya mengambil pelajaran. 

Al-Hasan mengatakan bahwa barang siapa yang bicaranya tidak mengandung hikmah, maka bicaranya sia-sia, barangsiapa yang diamnya bukan bertafakur, maka dia adalah orang yang lalai, dan barangsiapa yang pandangannya bukan mengambil pelajaran, maka dia adalah orang yang main-main.

Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah SAW, apakah ibadah dari mata?" Beliau SAW menjawab, "Membaca mush-haf, menafakuri maknanya dan mengambil pelajaran dari keajaiban-keajaibannya." Seandainya hari orang-orang yang bertakwa dapat melihat melalui kekuatan pikirannya kepada kebaikan negeri akhirat yang telah dipersiapkan untuk mereka di balik tirai kegaiban, niscaya kehidupan di dunia ini tidak terasa jernih bagi mereka dan mata mereka tidak pernah merasa sejuk dengannya.

Dahulu Luqman sering duduk termenung sendiri, ketika tuannya berlalu di hadapannya berkata kepadanya, "Hai Luqman, sesungguhnya kulihat engkau sering duduk menyendiri, sebaiknya engkau duduk bersama dengan orang-orang tentu akan dapat menghiburmu." 

Lukman menjawab, "Sesungguhnya duduk menyendiri dalam waktu yang lama lebih melestarikan tafakur, dan banyak bertafakur merupakan jalan yang menuntunmu menuju ke surga." Wallahu a'lam.*