Negara -->

Advertisement

Negara

Admin
Kamis, 17 Mei 2018

Ilustrasi 
Apa arti negara sesungguhnya? Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, penjelasan kata negara hampir menghabiskan satu halaman penuh. Silahkan cek? Orang yang suka buka kamus ini berarti sama dengan kami cinta Negara, tentu Negara Republik Indonesia. Nah, satu dari sekian banyak penjelasan itu menyebutkan; negara adalah organisasi di suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya. Kekuasaan tertinggi dan ditaati oleh rakyatnya. 

Di sini masalahnya. Kekuasaan tertinggi sebuah negara bisa lahir dan ada hanya dengan satu cara: Berdaulat penuh atas bangsa dan negaranya. Berdaulat artinya bebas dari tekanan, mampu berdiri di atas dua kaki sendiri, merdeka hakiki dan mandiri. Tapi sayangnya, syarat dasar berdaulat sebagai negara, kian hari kian jauh saja dari sebuah negara. Kian hari, tekanan semakin besar, tapi parahnya negara ini kian tak punya daya untuk menahan. Berdiri di atas kaki sendiri pun, jangan-jangan kita sudah tak mampu lagi.

Buka hati buka mata dengan pikiran yang tenang serta sadar (menyadari-red). Salah satu buktinya, betapa susah negara ini keluar cengkraman tentakel (perangkap-red). Dana Moneter Internasional yang kian kuat menyekat. Merdeka secara hakiki dan mandiri pun dalam tanda tanya besar. Benarkah Indonesia sudah merdeka? Mungkin 17 Agustus 1945, telah dibacakan proklamasi kemerdekaan. Mungkin setiap tahun kita merayakan kemerdekaan. Tapi apakah kita benar-benar sudah merdeka? Bukankah kian hari hidup kian payah. Bukankah tambah waktu tambah pula kesengsaraan kita sebagai bangsa. Bukankah kita semakin tak berdaya sebagai negara. 

Lalu di mana letak kemerdekaan? Karenanya, dengan sangat menyesal, sebagai negara sesungguhnya Indonesia belum sampai ke arah itu. Lalu penjelasan kedua; sebagai negara yang ditaati oleh rakyatnya. Ketaatan rakyat pada negara hanya bisa hadir hanya dengan cara menyelenggarakan kesejahteraan. Sejahtera artinya terselenggaranya rasa aman dan terwujudnya kemakmuran.

Hilangnya rasa takut berkait erat dengan kemampuan secara psikologis seluruh rakyat di sebuah negara. Sedangkan kemakmuran berkait erat dengan hajat hidup secara ekonomi yang memadai. Apakah negara bernama Indonesia ini sudah merasa aman? Justru sebaliknya, setiap hati kita selalu dihantui ketakutan. Bom meledak di Surabaya, di Riau membuat umat muslim khususnya merasa kurang tenang. Belum penduduk yang bermukim dibantaran sungai, setiap hari selalu takut digusur. Petani gabah setiap panen selalu ngeri hasi mereka tak terjual karena harga murah tak sebanding dengan pemeliharaan. Terkadang habis oleh hama. Buruh-buruh dibanyak pabrik/perusahaan, setiap haris selalu bertanya-tanya kemana mereka pergi jika terjadi PHK. 

Apalagi diterapkannya program digitalisasi dan semakin banyaknya orang-orang Tiongkok, Cina, Taiwan dan Malaysia. Apa arti negara bagi seorang rakyat yang tinggal di sisi Gunung Kidul? Apa arti negara bagi suku pendalaman di lembah Baliem? Apa arti negara bagi nelayan. Jayanti Ciadaun? Dan nelayan-nelayan lainnya? Bantuan perahu banyak hilang tenggelam. Apa arti negara bagi orang-orang miskin yang terancam dari kota-kota besar tempat mereka mengais nafkah? Nyaris tak ada. Negara tak berarti apa-apa bagi mereka. Jikapun ada, negara hanya berarti selembar KTP elektronik dan pendataan semata. 

Bahkan seringkali negara berarti monster bagi mereka. Negara tak menolong atau memberi solusi saat mereka terusir dan tergusur. Negara tak punya jalan keluar saat perusahaan-perusahaan yang menampung puluhan ribu tenaga kerja ditutup. Bahkan, terkadang negara sendiri yang berubah menjadi ancaman teroris. Kemana Densus 88, BIN, TNI? Ayolah bekerja? Demi ketenangan masyarakat kecil. 

Jika demikian, bagaimana ketaatan bisa lahir dari rakyat sebuah negara. Bagaimana mungkin kepatuhan bisa hadir dari rakyat yang selalu disengsarakan. Karena itu, wahai para pemimpin lindungilah rakyat kecil dengan bijak dan dengan hati nurani. (Tas/Pengajar Geografi di MAS Leles).