Dirikan Shalat: Cara Terbaik Mengatasi Kenakalan Remaja -->

Advertisement

Dirikan Shalat: Cara Terbaik Mengatasi Kenakalan Remaja

Admin
Selasa, 20 Februari 2018

Dirikan Shalat 
Kita semua terlalu mengagung-agungkan Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional, dengan sedikit sekali mengagungkan Kecerdasan Spiritual. Apa buktinya? Hampir setiap jenjang pendidikan, mata pelajaran agama dipreteli jumlah jamnya. Mau dibawa kemana bangsa ini? Agama adalah dasar kemajuan suatu bangsa. Agama adalah dasar berdirinya suatu Negara. Jika agamanya baik maka baik pula negaranya. Makanya, pada dasar Negara kita, sila pertamanya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini artinya, agama harus menjadi pondasi utama untuk membangun sebuah peradaban.

Kebaikan agama seseorang merupakan tolak ukur untuk mengekang emosional negatif, kesombongan yang membabi buta, mengurangi tingkat korupsi, dan sebagainya. Bukankah kita semua ini orang-orang beragama? Lalu kenapa, korupsi masih meraja-lela, tawuran di mana-mana, pembunuhan dimana-mana, dan kedamaian hampir hilang.

Jawaban semua itu, hanyalah ada di dalam diri kita masing-masing. Mari kita selalu introspeksi diri: Masihkah kita mendirikan shalat? Apakah shalat kita sebatas sebuah rutinitas, atau malah shalat kita hanyalah sebuah paksaan, atau bahkan suatu ibadah yang tidak memiliki makna dan nilai.

Jadi, langkah pertama untuk memperbaiki Negara kita ini adalah introspeksi dan memperbaiki diri kita masing-masing. Janganlah muluk-muluk ingin mengubah nasib suatu bangsa, sedangkan diri kita saja tidak mampu mengubahnya. Ini adalah sesuatu yang sangat miris dengan bangsa ini.

Suatu kalimat hanyalah sebuah slogan yang tidak memiliki arti, nilai, dan makna sama sekali. Sebuah kalimat hanyalah sebuah hiasan politik saja. Jika sudah begini, apa mau di kata: Kata sudah kehilangan makna; kalimat sudah kehilangan azimat; ucapan tidak seperti sebuah tutur pitutur; dan perbuatan hanyalah sebatas buatan. Mudah-mudahan Negara kita tidak menjadi sebuah tirani polis seperti teorinya Plato dan Aristoteles.

Bersambung ke bagian dua.


Penulis: Taifik Hidayat