Mau Dibawa Kemana Kurikulum Kita? -->

Advertisement

Mau Dibawa Kemana Kurikulum Kita?

Admin
Selasa, 03 Oktober 2017

Kurikulum 2013 (Foto: www.kurikulum.kemdikbud.go.id)

Sejak negara kita merdeka, berkali-kali sudah pendidikan kita berganti kurikulum. Kurikulum merupakan pengejawantahan dari Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (UUD 1945) pada alinea: “.....Mencerdaskan kehidupan bangsa..”. Adanya kurikulum diharapkan menjadi patokan dan tujuan pendidikan yang hendak diraih oleh setiap elemen pendidikan.

Dengan adanya pendidikan diharapkan pula dapat menaikkan nilai dan taraf kesejahteraan hidup masyarakat, bangsa dan negara. Akan tetapi ironisnya di negara kita, kurikulum seolah kurang memiliki substansi khusus, artinya seolah kurikulum itu memiliki muatan politis. Setiap berganti pemerintahan atau berganti menteri pendidikan maka berganti pula nama dan sebagian isi kurikulum. Padahal sesungguhnya isi kurikulum yang diharapkan dari dunia pendidikan hanya tiga aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimuatani dengan pendidikan nilai dan karakter.

Mau dibawa kemana pendidikan kita? Seharusnya negara kita memiliki kurikulum yang di patenkan dengan TAP MPR dengan penambahan dan perbaikan seperlunya bukan berganti kurikulum begitu saja. Mungkin para pemikir di atas hanya sebatas memikirkan kurikulum dengan substansi “perubahan dan program”, akan tetapi para pendidik dan siswa membuat bingung: Apa dan bagaimana dengan kurikulum ini. Belum terlihat keunggulan kurikulum tersebut sudah diganti lagi kurikulum yang baru.

Salah satu dampak dari perubahan kurikulum tersebut, sekolah atau madrasah harus merencanakan anggaran untuk membeli buku yang baru padahal ditinjau dari substansi isi buku, isinya tetap sama. Selain itu, para pendidik harus mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan metode yang tepat sesuai dengan karakter materi, lingkungan dan siswa yang baru pula. Padahal jika ingin jujur, saya sendiri belum memahami kurikulum KTSP seutuhnya. Baru hendak memahami sudah berganti menjadi KTSP berkarakter. Kemudian berganti lagi menjadi Kurikulum 2013 (Kurtilas), berganti lagi menjadi Kurikulum Nasional (Kurnas), dan sekarang ini menurut wacana pemerintah kurikulum kita akan berganti lagi menjadi Kurnas Bermuatan Karakter. Mau dibawa kemana pendidikan dan kurikulum kita...

Pergantian kurikulum itu berdampak pula pada masyarakat Cianjur Selatan khususnya. Sebab, masyarakat Cianjur Selatan diharapkan lebih cerdas dan memiliki life skill yang mumpuni dibidangnya masing-masing demi pemekaran wilayah. Harapan tersebut disandarkan pada madrasah atau sekolah dengan dunia pendidikannya yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara.

Harapan saya sebagai seorang pendidik, negara kita memiliki kurikulum yang di patenkan seperti negara tetangga (Malaysia, Australia, dan lainnya). Jangan sampai kurikulum itu bermuatan politis, artinya ganti menteri pendidikan atau pemerintahan ganti pula kurikulumnya demi pembenahan pendidikan negara kita terutama pemekaran wilayah Cianjur Selatan.

Penulis: Taufik Hidayat