Rindu pada Manusia yang Mencinta -->

Advertisement

Rindu pada Manusia yang Mencinta

Selasa, 08 Januari 2019

Ilustrasi
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam begitu dicintai oleh manusia. Bahkan setelah tahun berganti zaman dan zaman terus berjalan, Rasulullah dicintai tidak saja oleh manusia-manusia yang bisa menjabat dan mencium tangan beliau. 

Rasulullah tidak saja dicintai oleh orang-orang yang bisa memluk dan dipeluk Rasulullah.

Berjuta-juta manusia yang hidup di zaman kini, juga begitu merindu pada manusia mulia ini. Manusia yang tak pernah bertemu, manusia yang tak pernah melihat, sekalipun hanya sebuah gambar diri dari sang Nabi. Tapi mereka adalah manusia-manusia yang mengetam rindu begitu hebat.

Mereka adalah orang-orang yang mencintai begitu dalam atas sosok Rasulullah.

Jika ada yang mencari sebab, kenapa Rasulullah begitu di cintai manusia? Tentu jawaban menjadi sederhan jika hanya berhenti pada jawaban Rasulullah adalah Nabi. Rasul adalah manusia mulia. Rasul adalah utusan Allah Subhanahu Wa Ta'ala seru sekalian alam, karena itu manusia mencintainya.

Jawaban lebih rinci, bukan karena kita tak puas dengan jawaban bahwa Rasul adalah Nabi dan manusia paling mulia. Tapi karena kita juga ingin menjadi dari berjuta orang-orang yang merindu dan mencintainya.

Kata orang-orang yang mernah ke raudhah, di Masjid Nabawi, banyak yang menangis tersendu. Bahkan seringkali tangannya menengadah dengan tatapan yang begitu mendalam. Tatapan yang nyaris tak bisa kita terjemahkan. 

Dia terlihat begitu merindu, juga mengiba, juga pasrah, juga tak berkata-kata. Ia hanya berkali-kali berbisik, "Ya Rasul. Ya Rasul." Dan ia terus menangis.

Satu dari banyak jawaban rinci yang sedang kami kumpulkan adalah berikut ini:

Islam tak seperti agama-agama lain di dunia yang begitu kaya benda-benda arkeologi dan sejarah. 

Agama-agama lain punya begitu banyak benda dan prasastinya. Tapi Islam punya kekayaan yang lain. Kekayaan kisah. Kekayaan hikmah. Dan luar biasa besar adalah kekayaan cinta Rasulullah yang meluap hingga kini. Yang membanjiri hati-hati orang-orang yang mencintai.

Orang yang mencintai akan selalu dicintai. Begitulah yang yang diajarkan Rasulullah dalam keseluruhan hidupnya. Rasulullah begitu tulus, ikhlas mencintai umatnya, bahkan melebihi hidupnya sendiri. 

Kata terakhir yang beliau sebut menjelang ajal, adalah umat. Kata utama yang membuat beliau naik-turun, dalam bisikan dalam doa, adalah umat. 

Begitu cintanya beliau pada kita, pada setiap masing-masing kita.

Rasulullah mengajari kita tulus mencinta. Seperti cintanya pada kita. dan itu yang membuat rindu menggulung-gulung dalam jiwa orang-orang yang mencintainya. Yang senantiasa berdoa dalam hening, mengingat dalam sepi dan senantiasa berharap dengan ratap. 

Ya rasul, terimalah kami sebagai umatmu. Dan jemputlah kami nanti dengan cinta, untuk berlindung di bawah syafaatmu dan lalu, kami bisa memuaskan rindu. Rindu yang sudah berabad jarak. 

Rindu yang sudah tak tertahankan menyesak. Rindu yang selalu kami harap agar engkau merindu pula pada kami, manusia yang mencinta. Wallahu a'lam bish-shawwab*