Pendek Angan-angan dan Mengantisipasi Kematian -->

Advertisement

Pendek Angan-angan dan Mengantisipasi Kematian

Jumat, 11 Januari 2019

Ilustrasi 
Semoga para pembaca JCS selalu dalam keadaan baik, sehat, mudah rezeki yang berkah; yang sakit semoga disembuhkanNya, serta mau menjadi hamba yang selalu bersyukur 'alhamdulillah', banyak shalawat dan selalu menghadirkan hati (mengingat) Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Wargi yang dicintai Allah Subhanahu wa Ta'ala bahwa pendek angan-angan artinya menyadari dekatnya kematian dan cepat habisnya masa kehidupan. Ia merupakan salah satu hal yang paling bermanfaat bagi hati. Karena dapat mendorongnya untuk memanfaatkan kesempatan hidup yang berjalan seperti awan dan bergegas melipat lembaran amal perbuatan. 

Juga dapat membangkitkan tekadnya yang tenang menuju tempat keabadian, mendorongnya untuk menghabiskan perlengkapan perjalananny dan mengejar ketertinggalannya. Serta dapat membuatnya bersikap zuhud terhadap dunia dan menyukai Akhirat.

Sebab, jika mengejar Akhirat dengan ilmu maka urusan dunia insyaallah bakal dapat. Sebaliknya, jika mengejar dunia belum pasti dapat.

Allah SWT berfirman: "Biarkan mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka)." (QS. Al-Hijr: 3).

Maksudnya biarkan mereka hidup seperti binatang yang hanya mementingkan makan dan syahwat.
Dalam ayat tersebut ada kata-kata wa yul hihimul amalu artinya dan mereka dilalaikan oleh angan-angan. Jadi mereka disibukkan dengan panjang angan-angan, umur, menggapai keinginan, memperbaiki keadaan hingga melalaikan iman dan ketaatan kepada Allah SWT.

Al-Hafizh (Ibnu Hajar) di dalam Fathul Bari menyatakan: "Ini adalah peringatan bahwa memprioritaskan kesenangan dan kenikmatan serta yang mengakibatkan panjang angan-angan bukanlah perangai orang-orang beriman."

Juga bisa dibuka surah Al-Munafiqun ayat 10-11, juga surah Az-Zumar ayat 54-58. 

Anas radiyallahu 'anhu berkata: "Rasulullah SAW pernah membuat sebuah garis dan bersabda: "Ini adalah manusia.' Lalu beliau membuat garis lagi di sebelahnya dan bersabda: "Ini adalah ajalnya.' 

Lalu beliau membuat garis lagi yang jauh darinya dan bersabda: "Ini adalah angan-angan. Ketika ia sedang seperti itu, tiba-tiba di datangi oleh garis yang paling dekat (ajal)." (H.R. Al-Bukhari).

Abu Hurairah radiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah SAW bersabda: 'Allah tidak menerima alasan seseorang yang ditunda ajalnya hingga mencapai 60 tahun." (H.R. Al-Bukhari, Ahmad, dan Al-Hakim).

Abu Hurairah radiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Jangan sekali-kali salah seorang di antara kamu mengharapkan kematian. Boleh jadi ia berbuat baik maka kebaikannya bisa bertambah. Dan boleh jadi ia berbuat buruk maka ia bisa memohon ampunan." (H.R. Bukhari, Muslim dan lainnya).

Ibnu Umar radiyallahu 'anha berkata: Rasulullah SAW pernah memegang pundakku lalu bersabda: Kin fid dunyaa ka  annaka ghariibu, au 'aabiru sabiili: Tinggallah kamu di dunia seolah-olah kamu adalah orang asing atau penyeberang jalan." (H.R Al-Bukhari, Ahmad, At-Tirmidzi dan Abu Nu'aim).

Ibnu Umar pernah mengatakan: "Kalau engkau memasuki waktu pagi, jangan menunggu petang. Dan kalau engkau memasuki waktu petang, jangan menunggu pagi. Ambillah sebagian dari masa hidupmu untuk matimu." Bersambung... 

Wallahu a'lam bish-shawwab. Subhanakal lahumma wa bihamdika...***