Manusia Tidak Bisa Lepas dari Sabar (10/pamungkas) -->

Advertisement

Manusia Tidak Bisa Lepas dari Sabar (10/pamungkas)

Minggu, 06 Januari 2019

Ilustrasi hidup penuh syukur dan sabar
Alhamdulillahi rabbil 'alamiin, segala puji dan syukur kita haturkan ke hadirat Allah 'Azza Wa Jalla Yang Maha Baik yang masih memberikan kita waktu dan umur yang panjang, serta kesempatan kita untuk senantiasa membenahi diri hingga akhir hayat. 

Berkat rahmat dan karuniaNya pulalah redaksi JCS, isnyaAllah dapat melakukan yang terbaik (semampu kami) dalam mengisi religi maupun rubrik berita-berita hangat dari liputan langsung, pantulan berita dari rekan-rekan jurnalis terpercaya maupun dari internet.

Mudah-mudahan shalawat senantiasa dilimpahkan kepada Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam, kepada sahabat-sahabatnya yang merupakan pemuka-pemuka orang-orang pilihan dan kepada keluarganya yang merupakan pemimpin-pemimpin orang-orang yang berbakti dan bertakwa, dengan shalawat yang dijaga dengan kelanggengan dari kebiasaan dan dilindungi dengan rentetan peristiwa yang sedang berlangsung kini.

Kami berharap degan hadirnya religi dan renungan dapat bermanfaat bagi kaum muslimin dalam memperkaya ibadah, terutama dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.

Disamping itu, religi ini juga insyaAllah untuk membentengi diri dari mara bahaya, baik berupa musibah maupun gangguan dari kejahatan makhluk Allah SWT.

Dengan segala kekurangan kami berharap religi ini dapat kita sempurnakan bersama-sama, dengan memberikan kritik dan masukan dari seluruh pembaca JCS yang kami cintai.

Untuk selanjutnya kembali kita fokus pada pokok bahasan 'Manusia Tidak Bisa Lepas dari Sabar" pada -kelompok ketiga.

Hal ini, kaitannya kejadian yang terjadi dengan ikhtiarnya, tetapi setelah terjadi ia tidak kuasa menghentikannya. 

Seperti asmara yang pada awalnya adalah ikhtiar, tetapi pada akhirnya terpaksa. Atau melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan penyakit atau penderitaan yang tidak bisa dihindari setelah penyebabnya dilakukan. 

Seperti ketidakmampuan manusia untuk menghindari mabuk setelah mengkonsumsi sesuatu yang memabukan.

Wargi, tidak hanya sabar dalam hibup ini tapi juga syukur. Karena syukur adalah pujian kepada Sang Pemberi nikmat lantaran kebaikan yang Dia berikan kepada anda.

Kita wajib mengakui nikmat tersebut secara batin, menceritakannya secara lahir dan menggunakannya untuk taat kepada Allah SWT.

Jadi, sabar meninggalkan perkara maksiat akan membuat hidup kita lebih indah. Tidak mengapa jika masa lalu kita banyak melakukan hal-hal negatif, tapi setelah kita mengetahui keutamaan sabar berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah, maka perjalanan hidup dan pandangan mata kita akan tetap selalu indah karena Allah membimbing dan mengendalikan hawa nafsu, karena pula buah kesabaran tersebut.

Dan syukur pun berhubungan dengan hati, lisan dan anggota badan. Hati untuk megetahui dan mencintai, lisan untuk menyanjung dan juga memuji sedangkan anggota badan untuk menggunakannya dalam ketaatan kepada Allah SWT yang disyukuri dan mencegah penggunaannya dalam kedurhakaan kepadaNya.

Allah SWT telah menyebut kata syukur beriringan dengan kata iman. Dan Dia mengabarkan bahwa Dia tidak akan menyiksa makhlukNya jika mereka mau bersyukur dan beriman. "Maa yaf'alul lahu bi'adza bikum insyakartum wa a mantum, wa kaanal laahu syaakira 'aliimaa: Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman?" (QS. An-Nisa': 147).

Jelas sekali, jika kalian menunaikan tujuan penciptaan kalian -yaitu syukur, beriman dan sabar di jalanNya, atau karena kita sebagai manusia yang suka di jalan kiri lalu cepat bergerak ke jalan kanan, balik di jalan Allah SWT- untuk apa Allah SWT menyiksa kalian?! Wallahu a'lam bish-shawwab.

Demikian! Semoga religi ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita, pemacu semangat, baik lahir maupun batin, serta dapat memotivasi kita khsusunya keluarga JCS dalam mendekatkan diri kepada Rabb. Amiin.

Semoga pula penggawa JCS serta semua pembaca mendapat maaf dan ampunan dari Allah SWT. Amiin...*