Manusia Tidak Bisa Lepas dari Sabar (8) -->

Advertisement

Manusia Tidak Bisa Lepas dari Sabar (8)

Kamis, 03 Januari 2019

Ilustrasi indahnya sabar
Segala puji bagi Allah 'Azza Wa Jalla Yang Maha Baik dan Satu-satunya Dzat yang pantas menyndang sifat-sifat keagungan dan keluhuran.

Mudah-mudahan shalawat senantiasa dilimpahkan kepada Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam, kepada sahabat-sahabatnya, kepada keluarganya yang merupakan pemimpin-pemimpin orang-orang yang berbakti dan bertakwa, dengan shalawat yang dijaga dengan kelanggengan dari kebiasaan dan dilindungi dengan rentetan dari kepunahan.

Wargi JCS, pokok bahasan religi dan renungan kali ini masih tentang sabar, atau meneruskan dahsyatnya buah dari kesabaran sebelumnya.

Nampaknya memang bahwa manusia adakalanya berhubungan dengan ikhtiar seperti ibadah dan maksiat, kadang tidak berhubungan dengan ikhtiarnya seperti musibah dan bisa juga pada awalnya berhubungan dengan ikhtiarnya, tetapi masuk ke dalamnya ia tidak lagi punya ikhtiar untuk menghilangkannya.

Jadi di sini ada tiga kelompok sebagai berikut:

Pertama, kejadian yang berhubungan dengan ikhtiar (usaha manusia). Yaitu segala perbuatan manusia yang bisa di golongkan ibadah atau maksiat. Dalam hal ibadah, setiap orang membutuhkan kesabaran dalam menjalankannya. Karena nafsu secara naluriah cenderung lari dari berbagai ibadah.

Seperti shalat, karena nafsu secara naluriah cenderung malas dan lebih suka santai, apalagi jika disertai dengan kerasnya hati dan noda dosa, serta kecenderungan kepada syahwat dan bergaul dengan orang-orang yang lalai. 

Maka dengan adanya hal-hal tersebut dan lain-lain seorang hamba nyaris tidak mau melaksanakannya. Dan jika ia melaksanakan dengan adanya hal-hal tersebut, ia akan melaksanakan dengan perasaan terpaksa, hati yang lalai dan ingin segera meninggalkannya.

Untuk zakat, karena secara naluriah nafsu cenderung kikir dan pelit. Begitu juga dengan haji dan jihad. 

Di sini seorang hamba membutuhkan kesabaran dalam tiga keadaan:

A Sabar sebelum memulai

Di sini setiap orang harus memasang niat yang benar dan ikhlas, serta menghindari riya' (pamer) dan sum'ah (popularitas).

B Sabar pada saat melaksanakan

Di sini setiap orang harus terus sabar dalam menolak dorongan-dorogan untuk melakukan kecerobohan dan pengurangan. Juga harus terus bersabar dalam mempertahankan niat dan kehadiran hati di hadapan Rabb yang disebah. Serta tidak melupakanNya di dalam menjalankan perintahNya. 

Sebab, persoalannya bukan sekedar menjalankan perintah, tetapi persoalan yang sebenarnya adalah tidak melupakan Sang Pemberi perintah ketika menjalankan perintahNya. Bahkan harus mengingatNya secara terus menerus dalam menjalankan perintahNya.

C Sabar setelah selesai mengerjakan amal

Ini ditinjau dari beberapa hal sebagai berikut:

1 Menyabarkan dirinya untuk tidak melakukan sesuatu yang bisa membatalkan (pahala) amalnya. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membatalkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)." (QS. Al-Barqarah: 264).

2 Sabar untuk tidak melihatnya dan tidak membuat dirinya menjadi ujub (bangga hati), takabur (sombong) dan mengagung-ngagungkannya. Karena hal ini lebih berbahaya baginya dibanding banyak perbuatan maksiat yang sifatnya lahiriyah.

3 Sabar untuk tidak memindahkannya dari buku rahasia ke buku terbuka. Karena orang yang mengerjakan suatu amal secara rahasia antara dirinya dan Allah SWT akan dicatat di dalam buku rahasia. 

Jika kemudian ia menceritakannya kepada orang lain, catatan amal itu akan dipindah ke dalam buku terbuka. Jadi, jangan dikira bahwa karpet sabar telah dilipat selesai mengerjakan amal.

Adapun kesabaran terhadap maksiat masalahnya sangat jelas. Salah satu hal yang sangat membantu kesabaran ini adalah memutus hubungan dengan hal-hal yang sudah akrab, menjauhi orang-orang yang bisa mendorong kepada maksiat di dalam pergaulan dan menghentikan kebiasaan-kebiasan (yang buruk). 

Wargi, karena kebiasaan adalah tabiat yang istimewa. Jika syahwat bergabung dengan kebiasaan maka kedua serdadu setan ini akan bersinergi dan berkolaborasi. Lalu pada umumnya peringat agama tidak mampu mengalahkan keduanya... Bersambung ke kelompok kedua... Wallahu a'lam bish-shwwab...*