Pariwisata Cianjur Sulit Berkembang -->

Advertisement

Pariwisata Cianjur Sulit Berkembang

Selasa, 25 Desember 2018

Jalan Cipanas-Cianjur akses menuju tempat-tempat wisata. (Istimewa)
JCS - Pariwisata Cianjur masih terkesan jalan di tempat. Kondisi ini disebabkan banyak faktor seperti kondisi sungai-sungai di Kabupaten Cianjur sudah mulai tercemar. Demikian hal tersebut diungkapkan Pemerhati Pariwisata Irfan Fauzie kepada Jurnalis Cianjur, beberapa waktu lalu.  

Padahal, menurut Irfan, masalah pariwisata sudah diatur dalam undang-undang nomor 9 tahun 1990. Salah satu bunyi aturan ini adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.

"Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha lain yang terkait dibidang tersebut," papar alumnus Fakultas Sastra Jurusan Ilmu Pariwisata (UPW), Univeristas Padjajaran (UNPAD) Jatinangor Sumedang ini, belum lama ini.

Menurut Irfan, kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Sementara usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata. "Jadi, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait dibidang itu," terangnya.

Pariwisata Cianjur bisa dikategorikan dalam Wilayah Cianjur tengah mencakup Kecamatan Cianjur, Cibeber, Warungkondong, Gekbrong, Cilaku, Karangtengah, Sukaluyu, Ciranjang, Haurwangi, Bojongpicung, Mande, Pacet, Cipanas, Cugenang, Cikalongkulon dan Sukaresmi.

Maka, kawasan ini boleh dikatakan wilayah yang memiliki kegiatan pariwisata yang menonjol seperti hotel, rumah makan, villa atau bungalow, resort area dan rest area. "Ini salah satu penyebab timbulnya masalah baru yang dihadapi oleh Kabupaten Cianjur," ungkapnya.

Selain itu, terjadinya konversi menjadi kawasan pariwisata dan permukiman. Timbulnya kemacetan pada hari libur. Lantas, menurunnya pasokan air minum untuk masyarakat Kota Cipanas karena sumber air yang ada banyak dimanfaatkan oleh kegiatan wisata. 

"Misalnya digunakan oleh hotel dan villa dengan adanya sumur bor dan terjadinya penguasaan lahan oleh investor," pungkasnya. (tas/sri)