Lanjutan Adab Pengajar -->

Advertisement

Lanjutan Adab Pengajar

Kamis, 13 Desember 2018

Ilustrasi adab guru
Sebagai pengajar alias guru hendaklah ia menjauhkan diri hal-hal yang makruh dan hal-hal mubah yang tidak perlu di depan murid-murid, siswa atau santri.

Hendaklah ia berusaha keras agar murid-murid selalu menemukannya dalam ketaatan kepada Allah SWT, memperbanyak dzikir dan ibadah kepada Rabb. Dan ia harus ekstra hati-hati terhadap sifat dengki, riya', ujub dan meremehkan orang lain.

Seorang guru hendaknya bersikap lemah lembut kepada orang yang menimba ilmu kepadanya. Ia harus menyambutnya dan memperlakukannya dengan baik menurut kondisi yang ada, serta memberikan nasihat yang baik kepadanya.

Karena Rasulullah SAW bersabda: Addainun nashihatu lillahi wa likitaabihi wa li ra suulihi wa li a immatil muslimiina wa 'ammatihim: Agama adalah nasihat bagi Allah, Kitab SuciNya, RasulNya, para pemimpin kaum muslimin dan orang-orang awamnya." (H.R At-Tirmidzi 8/114).

Hendaklah ia mengasihi orang yang menimba ilmu kepadanya dan memperhatikannya sebagaimana ia memperhatikan kemaslahan anaknya dan kemaslahatannya dirinya.

Hendaklah ia juga rendah hati kepada orang yang sering datang kepadanya untuk menimba ilmu. Abu Ayyub As-Sakhtiyani mengatakan: "Seorang ulama seyogianya menaruh tanah di atas kepalanya karena tawadhu' merendahkan diri) kepada Allah." 

Hendaklah ia berusaha keras untuk bisa mengajar murid-muridnya dengan mengalahkan kepentingan pribadinya yang tidak primer. Ia harus membersihkan hatinya dari hal-hal yang menganggu konsentrasinya saat duduk bersama mreka.

Hendaklah ia membersihkan ilmu kepada tiap-tiap muridnya secara proporsional. Ia tidak boleh memberikan ilmu terlalu banyak kepada orang yang tidak sanggup menerima ilmu yang banyak. Dan ia juga tidak boleh membatasi orang yang menginginkan tambahan ilmu.

Hendaklah ia mengapresiasi dan menyambut muridnya yang menunjukkan kecerdasannya, sepanjang tidak ada kekhawatiran akan timbulnya fitnah, seperti besar kepala dan sebagainya.

Hendaklah ia memberikan teguran yang halus kepada murid yang ceroboh sepanjang teguran itu tidak membuatnya lari dari ilmu.

Ia tidak boleh dengki kepada salah satu muridnya yang tampak menonjol dan tidak boleh beranggapan bahwa rahmat Allah yang diberikan kepadanya terlalu banyak.

Karena dengki kepada orang lain sangat diharamkan, apalagi kepada seorang murid yang kedudukannya sama seperti anaknya sendiri dan keutamaan yang dimilikinya akan berimbas kepada gurunya di Akhirat berupa pahala yang banyak dan di dunia berupa pujian yang bagus and mantap.

Semoga Allah SWT berkenan memberi kita pertolongan. 

Segala puji hanya bagi Allah SWT. Shalallahu 'alaihi wa sallam. Subhanakal laahumma wa bihamdika asyhadu anlaa ilaaha illaa anta astaghfiruka wa atubu ilaika. *