Kelembutan -->

Advertisement

Kelembutan

Jumat, 21 Desember 2018

Ilustrasi kelembutan
Wargi yang dicintai Allah Subhanahu Wa Ta'ala mari hadirkan hati yang lembut, niat yang tulus, lurus dalam berbuat kebajikan; perkuat iman dan takwa dengan rajin menuntut ilmu bermnfaat. 

Tidak lupa banyak membaca Al-Qur'an, shalawat dan istighfar mengingat kita adalah manusia biasa yang tak lepas dengan salah dan dosa di masa silam yang penuh dengan rentetan peristiwa. 

Segera tobat nasuha. Selalu berbuat baik kepada semua makhluk. Mengajak kebaikan kepada sesama dengan penuh kelembutan. Karena memang harus lembut dalam menyampaikan amar ma'ruf dan nahi munkar. 

Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: "Tidaklah kelembutan ada pada sesuatu, melainkan akan menghiasinya. Dan tidaklah kekerasan ada pada sesuatu, melainkan akan mengotorinya. (H.R Muslim).

Beliau SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah Maha Lembut. Dia mencintai kelembutan. Dan Dia memberikan kepada kelembutan apa yang tidak Dia berikan kepada kekerasan." (H.R Al-Bukhari).

Jarir radiyallaahu 'anhu berkata: "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang terhalang dari kelembutan, niscaya ia terhalang dari kebaikan." (H.R Muslim).

Dulu Sahabat-sahabat Ibnu Mas'ud radiyallaahu 'anhu apabila bertemu dengan sekelompok orang yang memperlihatkan sesuatu yang tiodak menyenangkan hati, mereka berkata: "Tahan! Semoga Allah menyayangi kalian! Tahan! Semoga Allah menyayangi kalian!"

Sufyan Ats-Tsauri rahimalillahi berkata: "Tidak boleh melaksanakan amar ma'ruf dan nahi munkar selain orang yang memiliki tiga sifat: lemah lembut dalam menyuruh, dan lemah-lembut dalam melarang, adil dalam menyuruh dan adil dalam melarang, memiliki ilmu tentang apa yang disuruhnya dan memiliki ilmu tentang apa yang dilarangnya."

Juga sabar. Orang yang memberikan nasihat harus santun dan sabar terhadap hal-hal yang menyakitkan. Karena ia pasti akan menerima sesuatu yang menyakitkan. Sebagaimana pesan Luqman kepada puteranya: 

"Suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS. Luqman: 17). 

Banyak dalil-dalil tentang dakwah atau amar ma'ruf dan nahi munkar yang harus lembut, santun, sabar dan tulus ikhlas bukan dengan nasfu.

Allah membuka ayat-ayat penugasan Rasulullah SAW kepada makhluk dengan perintah untuk memberi peringatan dan menutupnya dengan perintah untuk bersabar. 

"Wa ashbir lihukmi rabbika fa innaka bi a'yunina: Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Rabbmu maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami." (QS. Ath-Thuur: 48).

"Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik." (QS. Al-Muzzammil: 10).

"Bersabarlah (hai Muhammad) dan tidaklah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah." (QS. An-Nahl: 127). 

Jadi, harus ada tiga hal: ilmu pengetahuan, kelembutan dan kesabaran. Menguasai ilmu sebelum melaksanakan amar ma'ruf dan nahi munkar, kemudian bersikap lemah-lembut dalam melaksanakannya dan bersabar sesudah melaksanakannya.

Ketahuilah bahwa perintah untuk memenuhi hal-hal di atas dalam konteks amar ma'ruf dan nahi munkar membuat tugas ini semakin berat, sulit dilaksanakan oleh banyak orang. Sehingga yang bersangkutan menganggap bahwa kewajiban ini gugur dari dirinya dan ia punya alasan untuk meninggalkannya.

Hal ini lebih banyak merugikan dirinya sendiri daripada merugikan amar ma'ruf dan nahi munkar yang dilaksanakan tanpa memenuhi hal-hal di atas atau lebih sedikit. Karena meninggalkan kewajiban adalah hal maksiat dan melakukan sesuatu yang dilarang Allah juga maksiat.

Maka orang yang beralih dari dari satu maksiat ke maksiat lain yang lebih besar adalah bagaikan orang yang berlindung dari pasir yang panas kepada api. Dan orang pindah dari satu maksiat ke maksiat lain adalah seperti orang yang pindah dari satu agama yang batil ke agama lain yang juga batil,

Boleh jadi yang kedua lebih buruk dari yang pertama, boleh jadi lebih sedikit dan boleh jadi sama saja. Begitu juga dengan orang yang enggan melaksanakan amar ma'ruf dan nahi munkar dan orang yang melampaui batas dalam melaksanakannya. Boleh jadi dosa salah satu orang itu lebih besar dan boleh jadi sama saja.

Namun, amar ma'ruf dan nahi munkar kadang dilaksanakan untuk mengharap pahalanya. Kadang karena takut dengan hukuman akibat meninggalkannya. Juga bisa untuk memberikan nasihat kepada orang-orang mukmin, menyayangi mereka dan berharap dapat menyelamatkan mereka dari hukuman dan murka Allah di dunia dan Akhirat akibat ulah mereka sendiri.

Kadang didorong oleh keinginan untuk mengagungkan, memuliakan dan mencintai Allah. Bahwa Dia berhak dipatuhi sehingga tidak didurhakai, diingat sehingga tidak dilupakan, disyukuri sehingga tidak dikufuri dan Dia layak dibela dengan mengorbankan jiwa dan harta benda bila larangan-laranganNya dilanggar. 

Seperti yang dikatakan oleh sebagian ulama Salaf: "Aku ingin seluruh makhluk patuh kepada Allah dan dagingku dicincang dengan gunting."

Dan Abdul Malik bin Umar bin Abdul Aziz pernah berktakepada ayahnya: "Aku ingin diriku dan dirimu direbus di dalam kuali yng mendidih di jalan Allah SWT."

Barang siapa melihat posisi ini dan sebelumnya, ia akan menganggap ringan segala perlakuan buruk yang diterimanya. Bahkan terkadang ia berdoa untuk orang yang menyakitkannya.  Bersambung...

Wallahu a'lam bish-shawwab.

Segala puji bagi Allah SWT. Shalallahu 'alaihi wa sallam. Subhanakal laahumma wa bihamdika asyhadu anlaa ilaaha illaa anta astaghfiruka wa atubu ilaika. *