Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). (Dok) |
JCS - Menurut Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), saling sindir-menyindir, mengkritik, dan saling menyerang, sudah menjadi hal biasa setiap menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) atau Pemilu. "Saling sindir-menyindir, kritik, dan serang menyerang di antara calon (presiden) itu sudah biasa,” ungkap SBY kepada Wartawan, saat berkunjung ke Cianjur belum lama ini.
Hemat SBY, saling sindir dan saling kritik itu hal biasa tapi yang diserang itu tak harus ke perorangannya, melainkan program-program si calon itu yang harus disindir maupun dikritik. "Bagusnya yang diserang itu programnya, atau kebijkannya yang ditawarkan kepada masyarakat," tegasnya.
SBY menjelaskan program-program yang disampaikan oleh calon tersebut itu dapat dipahami masyarakat, maka masyarakat pun akan memilihnya. "Pada tanggal 17 April 2019 masyarakat bisa memilih calon presidennya. Entah itu Probowo atau bapak Jokowi," jelasnya.
Untuk itu, lanjut SBY, rakyat harus tahu program capres 5 tahun ke depan dan calon sendiri harus menjelaskan pada rakyat. Maka dengan begitu rakyat (masyarakat), bisa memilih capres itu sendiri.
Begitu pula dengan Partai Politik, karena menurutnya sudah satu bulan lamanya ia berkeliling ke Jawa dan ke depannya akan keliling ke luar Pulau Jawa untuk menjelaskan program Partai Demokrat ke depannya.
Masih menurut SBY, jika Partai Demokrat mendapatkan mandat yang lebih kuat untuk lebih banyak lagi kader kami di DPRD dan DPR RI. "Itulah tugas dan kewajiban kami," tegasnya seraya kampanye kali ini bisa mendidik, mencerdaskan dan bisa menawarkan program-program yang bagus kepada rakyat. (tas)