Ilustrasi fenomena alam |
JCS - Akhir-akhir ini di Cianjur selatan sempat diramaikan oleh kabar suara dentuman gaib alias misterius. Konon kabarnya suara itu diperkirakan datang dari arah pantai Cianjur selatan.
Sebagian kecil warga di sini (Cianjur selatan, red) mengaku kaget dengan adanya suara dentuman misterius yang diduga bersumber dari laut. Tetangga JCS sendiri pernah bertanya hal ini disaat hujan deras reda. "Suara naonnya sing geleger," tanya Safri, Rabu (27/12/2018).
Terkait ini diberitakan media massa, awalnya suara tersebut diduga dari ujicoba aktivitas (peluncuran roket, red) di Stasiun Lapan di Pameungpeuk, Garut.
Kemudian Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengklarifikasi, mengklirkan bahwa suara dentuman misterius yang terdengar di Cianjur, Sukabumi hingga Garut bukan berasal dari ujicoba peluncuran roket, karena dilakukan pagi hari, peluncuran roket pun tak menimbulkan suara keras. Jadi pihak Lapan pun tidak tahu sebenarnya.
Mengenai dugaan dentuman misterius dari ujicoba roket pernah utarakan Kapendam III Siliwangi Kapendam 3 Siliwangi Kolonel Arh Hasto Respatyo. Menurutnya ada peluncuran ujicoba roket di Stasiun Lapan di Pameungpeuk, Garut tanggal 23 sampai 27 Desember 2018.
Hasto mengatakan dampak dari peluncuran tersebut memang menimbulkan bunyi yang keras. "Ya pasti nyampe (suaranya) karena kan Cianjur ketinggian, itu kan ada berapa desibel, pasti terdengar," kata Hasto.
Soal ini, Kepala Lapan Thomas Djamaluddin mengatakan pihaknya memang tengah melakukan ujicoba peluncuran roket di wilayah Pameumpeuk, Garut sejak tanggal 20 Desember. Namun peluncuran dilakukan pagi hari. "Enggak ada kaitannya. Peluncuran roket kami pagi hari pukul 06.00 WIB hinggal pukul 08.00 WIB," kata dia.
Roket yang diluncurkan peneliti Lapan, kata dia, tidak menimbulkan suara dentuman. Sehingga, dia menyakini dentuman yang terdengar di sejumlah wilayah tersebut bukan dari roket Lapan. "Suara roket kan bukan dentuman tapi desis," ucap dia.
Dia menuturkan ujicoba peluncuran roket Lapan tidak hanya dilakukan setiap bulan Desember. Pihaknya juga tak bisa memastikan jumlah roket yang diluncurkan setiap proses ujicoba. "Jadi enggak ada jadwal khusus (peluncuran). Saya juga belum ada laporan jumlah roket yang diluncurkan (kemarin)," kata Thomas.
Berdasarkan penelusuran JCS, warga Cisel atau mereka yang tinggal berdekatan dengan pantai basisir (pesisir) Cidaun, Sindangbarang- Agrabinta, kini hidup biasa-biasa saja. Mungkin saja suara dentuman tersebut lantaran banyak suara terdengar yang mirip dengan suara ledakan atau roket, padahal, mungkin saja saat turun hujan dan reda, lantas muncul suara gugur, gelap dan kilat.
Kondisi itu, mungkin saja karena sebagian kutub selatan yang mencair sehingga menimbulkan air laut naik dan terjadi perubahan iklim, cuaca jika hal ini membaca ilmu geografi. Adapun sumber dentuman yang terkesan gaib, sampai saat ini tak ada yang mengetahui. Selebihnya yang di luar nalar manusia hanya kekuasaan Rabb. (tas/rus)