Ilustrasi |
Tidak seperti biasanya, penggawa JCS menghabiskan waktu dengan nonton dua partai pertandingan sepak bola malam itu. Pertarungan pertama antara Chelse kontra New Castle United dengan skor 3-1 untuk keunggulan Chelse.
Tak lama kemudian dilanjutkan dengan pertandingan kedua, Manchester United (MU) melawan Southhampton. Pertandingan dimenangkan oleh grup Setan Merah dengan skor akhir dua kosong.
Nah, ini benar-benar di luar kebiasaan, sebab, biasanya saya hanya senang nonton cuplikan gol demi gol yang dilansir dalam sebuah berita olahraga lengkap dengan susunan klasemen sementara. Meski bukan seorang soccer mania, saya melengkapi juga pengetahuan umum saya dengan hal-hal seperti itu.
Maaf! Tak bermaksud pamer, tapi saya pernah jadi pemain sepak bola SIWO PWI Jabar dari utusan PWI Cabang Cianjur untuk tampil Powarnas (tingkat nasional) di Palembang kala itu, yang sebelumnya sering latihan di lapang Persib. Kemudian seiring waktu, saya belajar ngaji di pesantren Sagaranten sehingga saya makin bersyukur karena tahu jalan hidup dan aturan main si kulit bundar.
Juga rajin memperhatikan Liga 1, 2, 3, Liga Ingris, Italia dan Liga lainnya. Dulu, Beckham yang berganti model rambut. Tentang Ronaldinho yang jadi pemain terbaik Amerika Latin. Hingga gaya sepak bola si golep memple Cristian Ronaldo, Lionel Messi, Neymar dan pemin top dunia lainnya.
Selanjutnya, mengingat berkumpulnya bintang-bintang lapangan hijau 'entragan' (era) 'Ronaldo, Figo, Beckham, Zidane Real Madrid dengan nilai transfer yang gila-gilaan. Tak begitu pakar memang, tapi cukup tahu untuk sekedar jadi bahan obrolan.
Tapi ada juga yang menyita perhatian lebih tentang sepak bola ini dan hal itu mengusik rasa keingintahuan agak lebih dalam. Yakni tentang perbedaan antara pemain-pemain di Liga italia dan Liga Inggris. Perbedaan mereka tidak saja pada tataran passing bola yang panjang atau ritme serangan yang cepat.
Perbedaan mereka bukan saja pada gaya gocekan bola, atau strategi susunan pemain yang khas. Perbedaan di antara mereka bahkan sampai pada hal-hal yang sama sekali bisa disebut sama sekali tak berkaitan dengan si kulit bundar. Seperti fashion dan penampilan.
Kostum pemain-pemain di Liga Inggris, bagi saya tampak biasa saja, seperti layaknya pemain bola. Tapi coba perhatikan dengan gaya dan kostum pemain-pemain Liga Italia. Mereka tampil dengan kombinasi warna yang memikat dan didesain khusus. Pun dengan model dan potongan baju mereka yang tampak lebih chik dibanding pemain Liga Inggris.
Perhatikan penampilan pemain Liga Inggris, mereka turun lapangan dengan rambut acak-acakan, bahkan seperti orang yang bangun kesiangan dari tidurnya. Sedangkan pemain-pemain di Liga italia, selain garis wajah mereka yang lebih tajam, ada hal yang membuat mereka lebih tampan saat turun lapangan.
Dari informasi yang sempat dihimpun, para pemain Liga Italia bahkan sempat melakukan wax atau hair drayer pada rambut mereka, sebagai bagian dari penampilan di lapangan. Walhasil, jika ada ibu-ibu penggemar bola diminta untuk memilih mana yang lebih tampan antara pemain Liga Inggris dan Italia? Niscaya mereka akan memilih para pemain yang berlaga untuk meraih juara scudetto. Para pemain di Liga Italia.
Dakwah pun demikian. Selain tujuan, visi dan misi yang sempurna, dakwah di zaman now perlu tampilan-tampilan yang menawan. Selain content yang bagus, kita juga memerlukan penyesuaian atas context dengan cerdas.
Berbekal gocekan yang lihai, strategi yang sempurna, kerjasama dan pertahanan yang kuat, tak cukup untuk memenangkan jalan dakwah. Penampilan dan potongan, gaya dan penyampaian kini juga menjadi elemen penting yang tak terpisahkan. Setelah itu, kita serahkan semua pada Allah Yang Maha Kuasa. Wallahu a'lam.
Segala puji hanya bagi Allah SWT. Shalallahu 'alaihi wa sallam. Subhanakal laahumma wa bihamdika asyhadu anlaa ilaaha illaa anta astaghfiruka wa atubu ilaika. *