Cerita Persija, Jak dan Stadion Lebak Bulus -->

Advertisement

Cerita Persija, Jak dan Stadion Lebak Bulus

Sabtu, 08 Desember 2018

Gerbang pintu masuk Stadion Lebak Bulus. (Dok)
Persija Jakarta lebih diunggulkan pada laga nanti, mengingat mereka akan bermain di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) yang tentunya akan dipenuhi Jakmania. Persija juga dihadapkan persaingan ketat dari PSM Makassar dalam perebutan juara Liga 1 musim 2018. Karena kedua tim hanya terpaut satu poin hingga memasuki pekan ke-33 Liga 1 2018.

Namun peluang Persija lebih besar dibandingkan dengan PSM. Karena tidak bergantung pada siapa pun dalam menjalani pertandingan terakhir ini. Sedangkan PSM harus meraih kemenangan dan berharap Persija menelan hasil buruk.

Meski saat ini Persija berada di musim terbaiknya, namun mereka nyatanya telah melalui proses yang begitu berat dan kelam. Karena Macan Kemayoran memiliki masalah yang kemungkinan besar tidak dirasakan tim-tim raksasa Indonesia.

Pasalnya, tim yang identik dengan warna oranye tersebut harus menjadi ‘musafir’ dalam menjalani pertandingan. Persija harus berganti-ganti mencari sebuah rumah untuk menjalani pertandingan kandang dalam beberapa tahun terakhir.

Kesulitan Persija dalam mencari markas baru itu terjadi ketika pemerintah DKI Jakarta merobohkan Stadion Lebak Bulus pada tahun 2013 lalu. Saat itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, yang menginstruksikan pembongkaran Stadion Lebak Bulus.

Bukan tanpa alasan, pria yang disapa Ahok tersebut memiliki rencana untuk membangun proyek transportasi massal berbasis rel atau Mass Rapid Transit (MRT). Nantinya, lokasi bekas Stadion Lebak Bulus itu akan dijadikan depo (tempat parkir) MRT.

Meski ditentang ribuan Jakmania, namun stadion yang dibangun pada tahun 1987 tersebut akhirnya rata dengan tanah. Situasi inilah yang membuat Persija mengalami kesulitan dalam mencari rumah dalam dua edisi Liga 1.

Cerita ini pun menjadi kesedihan seluruh Jakmania dan para pemain Persija. Karena pastinya sangat sulit meninggalkan Stadion Lebak Bulus yang memiliki sejarah indah bersama Macan Kemayoran. Stadion Lebak Bulus pernah menemani perjalanan Persija di Liga 1 2001 (saat itu kompetisinya bernama Divisi Utama Liga Indonesia). 

Stadion berkapasitas 12.500 penonton itu mampu menemani proses Macan Kemayoran hingga juara liga. Seperti yang diketahui, Persija berhasil meraih gelar juara pada tahun 2001 silam. Saat itu Macan Kemayoran berhasil mengalahkan PSM Makassar di partai puncak dengan skor tipis 3-2.

Tiga gol yang didapatkan Persija tersebut dihasilkan melalui aksi Imran Nahumarury, dan catatan brace Bambang Pamungkas. Sementara itu, dua gol PSM ditorehkan lewat kreasi Miro Baldo Bento dan Kurniawan Dwi Yulianto.

Stadion Lebak Bulus nyatanya tak bisa disebut sebagai saksi bisu kejayaan Persija pada tahun 2001 silam. Pasalnya, Persija saat itu memastikan diri sebagai juara di Stadion GBK. Seperti yang diketahui, Stadion GBK mulai digunakan saat memasuki babak semifinal dan final.

Namun Stadion Lebak Bulus memiliki peran penting saat Persija menorehkan banyak kemenangan dalam penyisihan grup wilayah barat. Hasilnya, Persija pun sukses menduduki peringkat kedua klasemen akhir dan lolos ke semifinal.

Tahun 2008 pun menjadi yang terakhir bagi Persija untuk menjadikan Stadion Lebak Bulus sebagai markas mereka. Itu terjadi ketika PT Liga Indonesia sebagai operator liga membuat kompetisi bernuansa baru dengan nama Djarum Liga Super Indonesia.

Karena pada kompetisi tersebut, stadion yang juga sempat menjadi markas Pelita Jaya tersebut dianggap tidak memenuhi standar Badan Liga Indonesia.

Jakmania dan Persija pun akhirnya benar-benar memberikan persipakan kepada Stadion Lebak Bulus pada 21 Desember 2014 lalu. Semua elemen Persija berkumpul pada perayaan ulang tahun tersebut, sekaligus untuk terakhir kalinya bagi mereka menggelar acara di stadion ini. (sa)