Korbannya Haringga Sirla Tak Hentikan Kekerasan di Liga 1 2018 -->

Advertisement

Korbannya Haringga Sirla Tak Hentikan Kekerasan di Liga 1 2018

Rabu, 28 November 2018

Salah satu aksi tak bagus alias jelek di lapangan hijau di ajang Liga 1. (Dok) 
JCS- Sebeleum kompetisi Liga 1 2018 digulirkan memang tak lepas dengan berbagai insiden serta aksi kekerasan di dalam lapangan hijau maupun di luar stadion.

Bahkan aksi-aksi tak terpuji tersebut masih saja terus terjadi sekalipun sudah memakan satu korban tewas seorang suporter Persija Jakarta bernama Haringga Sirla. Tak jadi pelajaran!

Kejadian yang terjadi akhir september itu memang bisa membuat kompetisi Liga 1 2018 terhenti sementara waktu. Namun setelah kembali bergulir, ulah oknum suporter selalu hadir dari seputar arena pertandingan Liga 1 2018.

Terbaru ketika pemain-pemain PSIS Semarang bersitegang dengan penggawa Madura United di laga pekan ke-32 Liga 1 2018, Senin (26/11/18). 

Jadi tewasnnya Haringga Sirla terbukti tak dipetik sebagai pembelajaran banyak pihak terbukti dari kerusuhan yang bahkan langsung terjadi ketika kompetisi kembali dilaksanakan usai seminggu dihentikan.

Kerusuhan itu terjadi ketika laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di stadion Kanjuruhan (06/10/18).

Momen itu terjadi saat jeda babak pertama, dua pentolan aremania dnegan sengaja masuk ke dalam lapangan dan menghampiri pemain Persebaya Surabaya Alfonsius Kelvan seraya mengajak berkelahi.

Ujung-ujungnya sang wasit meniup peluit akhir, ribuan Aremania yang ada di tribun serempak bin kompak merangsek ke dalam lapangan hingga membuat situasi tak terkendali dengan berbagai aksi, termasuk merobek bendera Persebaya di hadapan pemain klub berjuluk Bajul Ijo tersebut.

Kemudian kasus kekerasan di Stadion 17 Mei, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Aksi kekerasan itu terjadi usai laga Barito Putera vs PSMS Medan yang berkesudahan imbang 3-3.

Korbannya adalah pelatih kepala PSMS Medan, Peter Butler yang mengalami pemukulan oleh salah satu ofisial Barito Putera.

Kejadian bermula ketika usai laga Butler menghampiri wasit yang hendak meninggalkan lapangan. Disaat yang sama beberapa ofisial Barito Putra juga menyusul hingga terjadi ketegangan yang berujung pada pemukulan tersebut.

Atas kejadian tersebut, Manajamen PSMS Medan sampai mengirimkan surat kepada Komisi Disiplin (Komdis) PSSI untuk memprotes tindakan pemukulan yang dilakukan ofisial Barito Putera.

Keberingasan oknum suporter serupa terjadi pula saat pertandingan Madura united vs PSIS Semarang, di Stadion Ratu Pamelingan, Pamekasan, Madura, Senin (27/11/18). Kekerasan terjadi saat kedua kelompok pemain bersitegang jelang pertandingan berakhir.

Itu bermula dari keputsan wasit yang menghadiahi tuan rumah dengan tendangan penalti, para pemain PSIS Semarang merasa tidak puas dan mengerubuti wasit. Saat itu pula pemain Madura United coba mengutarakan argumentasinya.

Sayangnya salah satu pemain Madura United Asep Berlian bertindak berlebihan dengan menjambak rambut penggawa PSIS Semarang, Ibrahim Conteh. Aksi sangat tak terpuji itu menyulut alias memancing emosi pemain-pemain lainnya, hingga terjadi keributan. (sa)