Pemeliharaan/perbaiki jaringan listrik. (Dok) |
JCS - Tak hanya masyarakat pelanggan listrik yang pusing tujuh keliling, ternyata perusahaan listrik negara (PLN) pun sama demikian ketika terjadi padam lstrik. Seperti di daerah Cianjur selatan yang meliputi Kecamatan Leles, Agrabinta, Sindangbarang dan daerah lainnya.
Para pelanggan listrik di kidul mengeluhkan soal pemadaman listrik berlebihan, samapai-sampai ucapan itu kelewatan. "Eta listrik ngan mati jeung mati wae, ampun Gusti" celetuk apih Nurdin (60) warga Cianjur selatan, selepas acara pengajian Kamis malam Jumat (1/11/2018).
Parahnya pelayanan listrik di daerah Cianjur selatan seakan tak ada ujungnya. Ironisnya, kicauan masyarakat pelanggan listrik mungkin akan terus menerus selama-lamanya sebelum gardu induk (GI) PLN berdiri tegak di wilayah Cianjur selatan.
Sebab, kondisi listrik sampai saat ini masih terjadi over kafasitas lantaran semakin bertambahnya pelanggan listrik, sedangkan persediaan atau kafasitas enrgi listrik hanya mengandalkan topangan dari penjulang listrik Ciseupan, Cangkek, Cugenang, Cianjur atau dari mengambil dari penjulang Ubrug Sukabumi.
Dulu, atau sekitar 10 tahun silam sudah sudah siap dibangunkan sebuah gardu khusus PLN untuk mengatasi minimnya daya setrum listrik, dan untuk melayanai masyarakat yang ingin pasang KWH, atau membeli setrum.
Rencana awal berdirinya gardu induk alias GI dekat kantor Kecamatan Tanggeung atau dekat SMKN Tanggeung.
Entah kenapa masalahnya, tiba-tiba barang-barang material untuk GI yang didatangkan PLN, kerjasama dengan pihak pengembang tiba-tiba terhenti di tengah jalan, dan seluruh peralatan serta komponen bahan gardu induk tersebut ditarik kembali.
Nah, fakta dan dongeng semacam itulah yang membuat masyarakat pelanggan listrik Cianjur selatan mengeluh sampai detik ini. Kondisi ini sekaligus PR PLN dan pemerintah.
Berdasarkan penelusuran JCS, ruginya puluhan ribu pelanggan listrik di Cianjur selatan disebabkan sering terjadi pemadaman listrik. Eh, tak cuma masyarakat yang rugi, ternyata PLN juga rugi saat terjadi pemadaman listrik.
Jadi kesimpulannya, listrik padam tidak hanya merugikan pelanggan rumahan ataupun industri. Bahkan kerugian juga berlaku untuk perusahaan penyalur listrik, alias PLN.
Demikian suara yang pernah terdengar JCS yang disampaikan oleh penggawa PLN DJBB, APJ, Distrik maupun PLN Rayon. Mengingat JCS ini sering kali konsultasi maupun diundang membahas kelistrikan, termasuk beberapa kali mengikuti gathering PLN di Pelabuhan Ratu Sukabumi, Cianjur dan Bandung.
Dalam gathering PLN mengemuka tentang informasi proses memperoleh listrik hingga fungsi mendistribuksikan atau menjual kepada pelanggan dari sisi tegangan menengah.
Juga dijelaskan mengenai kerugian yang dirasakan oleh PLN akibat listrik padam. Kerugian tersebut menurut pihak PLN, pertama, energi yang tidak tersalurkan, akan membuat PLN rugi karena PLN tidak akan memperoleh pendapatan dari energi yang tidak disalurkan.
Menurut penggawa PLN, jika berkaitan dengan pemadaman listrik, atau diakibatkan gangguan masyarakat umum, barangkali material PLN ada yang rusak.
Kondisi itu, PLN harus berinvestasi kembali dengan membeli peralatan lagi. Kepercayaan masyarakat terhadap PLN akan turun seolah-olah PLN yang memadamkan listrik.
Masih kilah orang PLN, jika listrik padam salah satunya bisa disebabkan oleh gangguan pohon dan hewan serta angin, apalagi musim hujan membuat lebih rentan terjadi gangguan listrik.
Jadi, kerugian akibat listrik padam, pemadaman alias mati tidak hanya dialami oleh pelanggan, tapi juga oleh PLN sebagai penyalur listrik. (tas)