Ilustrasi ilmu dan hikmah |
Pembaca JCS yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta'ala, bahwa ilmu ini dibawa oleh orang-orang adil dari kalangan khalaf. Mereka membersihkan dari penyimpangan yang dilakukan oleh orang-orang yang suka berlebihan alias ekstrim, pengakuan yang dibuat oleh para pembuat kebatilan dan penakwilan yang dilakukan oleh orang-orang yang minim ilmu.
Nah, kita yang merasa minim ilmu dan mengakui banyak dosa di masa lalu seyogyanya banyak menuntut ilmu agar kita tetap bahagia, selamat dunia dan Akhirat.
Menurut Ibnu Qutaibah rahimalillahi dan jumhur ulama, hikmah adalah ketepatan dalam memahami kebenaran dan mengamalkannya. Yaitu, ilmu yang bermanfaat dan amal yang shalih.
Pembaca JCS yang dicintai Allah SWT, dalil lain yang juga menunjukkan keutamaan dan kemuliaan ilmu ialah bahwa Allah SWT menjadikan hasil buruan anjing yang bodoh sebagai bangkai yang haram dikonsumsi dan menghalalkan hasil buruan anjing yang diajari ilmu berburu. Ini termasuk kemuliaan ilmu.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala: "Mereka bertanya kepadamu: 'Apakah yang dihalalkan bagi mereka?' Katakanlah: 'Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (hasil buruan) binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatihnya untuk berburu; kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat cepat hisabNya." (QS. Al-Maidah: 4).
Andaikata tidak ada keistimewaaan dan kemuliaan ilmu dan pengajaran, niscaya hasil buruan anjing yang bodoh dan anjing yang sudah diajari ilmu berburu akan sama saja.
Dalil lain yang juga menunjukkan kemuliaan ilmu dan pengajaran ialah firman Allah SWT: "Tidak sepatutnya bagi orang-orang beriman itu pergi (ke medan perang) semuanya. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka berapa orang untuk memperdalam pengetahuan (ilmu) mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya." (QS. At-Taubah: 122).
Artinya menurut -menurut kebanyakan ulama- tidak sepatutnya orang-orang beriman itu pergi ke medan perang seluruhnya. Tetapi hendaknya ada sekelompok orang yang pergi ke medan jihad dan ada kelompok lain yang tinggal untuk memperdalam ilmu agama.
Kemudian apabila kelompok yang pergi ke medan jihad itu datang maka kelompok yang memperdalam ilmu agama itu memahamkan mereka tentang kaidah-kaidah agama; halal dan haram.
Dalil lain yang juga menunjukkan kemuliaan ilmu dan ulama ialah Hadis riwayat Mu'awiyah -yang terdapat di dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim -bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang dikehendaki baik oleh Allah maka Dia akan memberinya kemampuan untuk memahami ilmu agama." (H.R. Al-Bukhari, Muslim dan juga hadis riwayat dari At-Tirmidzi).
Bersambung... Wallahu a'lam bish-shawwab. Subhanakal lahuma wa bihamdika...