Smartfren Hentikan Bisnis Ponsel Andromax, Alasannya? -->

Advertisement

Smartfren Hentikan Bisnis Ponsel Andromax, Alasannya?

Sabtu, 27 Oktober 2018

Ilustrasi
JCS - Bulan kemarin, Deputy CEO Smartfren, Djoko Tata Ibrahim, memastikan nasib Andromax. Jajaran handset yang telah menemani Smartfren sepanjang kiprahnya sebagai operator seluler CDMA hingga 4G LTE itu akan dihentikan pada pertengahan 2019 mendatang. Jadi, penyetopan Andromax bukan tanpa alasan?

Vice President Technology Relations and Special Project Smartfren, Munir Syahda Prabowo mengatakan, keputusan untuk menghentikan Andromax diambil lantaran Smartfren memandang tugasnya sudah “selesai”. Pendukung jaringan Munir bercerita, Andromax dulu tercetus pada 2010, ketika Smartfren menjadi operator CDMA terbesar di Indonesia setelah merger Smart Telecom dengan Mobile-8. 

Ketika itu, tak ada banyak handset di pasaran yang mendukung teknologi jaringan CDMA Smartfren sehingga sang operator merasa perlu langkah tambahan untuk mendukung pertumbuhan pelanggan di jaringannya. “Untuk sosialisasi CDMA dengan lebih cepat, maka Smartfren masuk ke ranah handset, lewat kemitraan strategis (dengan para rekanan pemanufaktur perangkat,” ujar Munir kepada wartawan di sela rangkaian acara 4G Plus Network Experience Smartfren di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (25/10/2018).

Kehadiran Andromax ternyata efektif menaikkan pangsa pasar dan pelanggan Smartfren. Hingga kemudian, pada 2015, Smartfren memutuskan untuk hijrah dari teknologi CDMA yang pengembangannya sudah mandek, ke 4G LTE (GSM), Vice President Technology Relations and Special Project Smartfren, Munir Syahda Prabowo.

Saat hendak beralih menuju 4G LTE itu pun, di pasaran belum banyak tersedia handset 4G LTE, terutama yang mendukung frekuensi 4G TDD Smartfren di pita 850 MHz dan 2.300 MHz. “Jasa” Andromax kembali diperlukan, supaya memudahkan pelanggan CDMA bermigrasi ke 4G LTE, sekaligus mencegah mereka beralih ke operator lain.

“Handset yang support band 4G yang sesuai dengan Smartfren ketika itu terbatas. Kami memang unik, pakai band 5 (850 MHz) dan 40 (2.300 MHz). Operator lain kebanyakan band 1 (2.100 MHz) dan 3 (1.800 MHz), Mau tak mau, Smartfren tetap mengeluarkan seri Andromax untuk mendorong perkembangan pelanggan 4G LTE,” imbuh Munir. 

Paripurna Beberapa tahun berselang, keadaan pasar berubah. Kini sudah banyak beredar perangkat handset multi-band LTE dari segala segmen harga yang kompatibel dengan teknologi jaringan 4G Smartfren, termasuk Voice over LTE (VoLTE). Smartfren pun kini lebih mengarahkan pelanggan ke handset open market lewat kerja sama dengan sejumlah vendor dan perangkat 4G mobile WiFi router (MiFi). 

“Maka, sekarang ini sudah masanya. Karena pada dasarnya Smartfren adalah perusahaan telekomunikasi seperti telco lain, maka kami kembali ke bisnis inti. Jadi ini (perjalanan Andromax) adalah historical path, bukan semata-mata bisnis,” lanjut Munir. Kendati Andromax sudah ditetapkan bakal berhenti tahun depan, Munir mengatakan tidak menutup kemungkinan lini ponsel Andromax kembali dilanjutkan, misalnya lewat perusahaan yang berdiri terpisah. 

“Kalau kami yakin bisa bersaing dengan handset open market, maka bisa saja (Andromax) kami buat untuk dijual ke umum. Kemungkinannya banyak, tapi belum ada pembicaraan ke sana. Untuk sekarang kami fokus dulu mendukung pengembangan jaringan Smartfren,” Munir memeberkan. (rus/net)