Sambut Musim Hujan, Para Petani Mulai Mengolah Sawah -->

Advertisement

Sambut Musim Hujan, Para Petani Mulai Mengolah Sawah

Sabtu, 20 Oktober 2018

Warga membajak sawah menggunakan mesin traktor (istimewa)
JCS - Musim penghujan yang terjadi di wilayah Kabupaten Cianjur membuat para petani tersenyum dan gembira. Mereka mulai mengolah lahan dan melakukan pembibitan secara serentak di lahan yang mereka miliki. Ketersediaan air dinilai sangat mencukupi. “Curah hujan di Gunungsari sudah memadai untuk menanam padi. Sekanang sudah memasuki masa tanam pertama,” kata Mamat (47) warga kampung Penyebrangan Desa Gunungsari Kecamatan Sukanagara, Jumat (19/10/2018) kemarin.

Pun sebagian petani di Cianjur selatan mulai mengolah lahan sawahnya menyambut datangnya musim hujan bulan Oktober ini. Cuaca di Leles, Agrabinta, Sindangbarang, Cidaun, Cikadu dan daerah lainnya saat ini mulai disirami air hujan yang turun dari langit. Mereka yakin, dengan turunnya hujan tersebut menandakan awal musim penghujan akan tiba.

“Tidak hanya saja saja, petani lainnya pun umumnya sudah mulai tanam kacang tanah di samapalan (pasir-red) dan membersihkan semak-semak dan sampah di sawah untuk siap dibajak. Mudah-mudahan, ke depan frekuensi hujannya lebih sering lagi,“ kata Safri (57) salah seorang petani di Leles, Cianjur Selatan, Sabtu (20/10/2018).

Namun demikian, kata dia, pengolahan lahan sawahnya tidak sekaligus, melainkan secara bertahap. Sebab, cuacanya tidak menentu. Meski sebetulnya saat ini sudah masuk musim penghujan Oktober hingga bulan-bulan ke depan, cuacanya kadang panas pada siang hari hingga sore. 

Sedang turun hujan kadang sore atau ketika memasuki senja dan malam hari. Apalagi pengairan lahan sawah di Cianjur selatan yang bersumber dari selokan kecil, masih terbatas sehingga belum cukup untuk menanam padi.

Jadi, para petani yang sudah ke sawah baru persiapan menyambut hujan. Sambil menunggu hujannya banyak, sekarang membuat pematang sawah dulu. Nanti kalau hujannya sudah sering, baru semua lahan sawahnya diolah menggunakan traktor. Intinya, para petani sekarang ini masih menunggu hujan,” tutur Safri seraya menyebut rekan sesama petani sekarang ini banyak pergi ke lahan dataran tinggi tanam padi dan kacang su'suk, atau palawija dengan cara 'diaseuk'.

Meski belum waktunya mencangkul, apalagi tandur benih padi, warga di Cianjur selatan mengharapkan dimudahkannya pupuk terutama ketika dibutuhkan nanti. Soalnya, harga pupuk biasanya ditentukan oleh pemerintah pusat dan harganya disubsidi.

“Mengenai harga pupuk subsidi pemerintah, sehingga ketentuan harganya kewenangan pemerintah pusat. Adapun tugas kami hanya sebatas memfasilitasi para petani dan kelompok tani Cianjur selatan, juga memberikan penyuluhan tentang bercocok tanam yang baik, serta bagaimana kita membasmi hama yang menyerang padi di sawah," tutur Asep Ramlan. (tas)