Mengikuti Sunnah (Mutaba'atus Sunnah) -->

Advertisement

Mengikuti Sunnah (Mutaba'atus Sunnah)

Rabu, 31 Oktober 2018

Ilustrasi
Sebelumnya, mari kita hadirkan hati untuk selalu dekat dan bersyukur kepada Alllah Subhanahu Wata'ala. Jangan lupa shalawat Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam, mendoakan keluarga dan sahabat-sahabatnya, serta mendoakan semua pengikutnya termasuk karuhun kita yang sudah tiada. 

Semoga Allah Yang Maha Baik memberikan taufik, hidayah, keberkahan kepada kita; dan dengan ilmu yang kita dapat, memberikan kesempatan seluas-luasnya, sehingga kita bermanfaat bagi umat. Dan mememtik kemenangan, di dunia dan akhirat. 

Semoga Allah SWT melembutkan hati kita, memudahkan rezeki, mringankan langkah para pencari ilmu dan meridhai kita dengan cahaya di jalan yang benderang.

Pembaca JCS, syarat diterimanya amal (ibadah) ialah ikhlas. Kedua harus sesuai dengan Sunnah Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam. 

Berdasarkan hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu 'anhu yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: Man ahda sya fii amrinaa hadzaa maa laisa minhu fahuwa raddu: "Barang siapa yang membuat sesuatu yang baru di dalam perkara (agama) kami ini yang bukan merupakan bagian darinya maka ia ditolak."

Kemudian diriwayatkan Muslim, "Man 'amila 'amala laisa 'alaihi amrunaa fahuwa raddu: Barangsiapa mengamalkan sesuatu yang tidak sesuai dengan perintah kami maka ia ditolak." (H.R. Al-Bukhari, 5/301, Ash-Shullu, dan Muslim, 12/16, Al-Aqdhiyah. Yang dimaksud dengan 'ditolak' di sini ialah batil dan tidak diakui).

Pembaca JCS yang dicintai Allah Subhanahu Wata'ala bahwa hadis ini salah satu dari prinsip-prinsip Islam yang agung. Bila hadis "Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niat" adalah parameter amal secara batin maka Hadis di atas ini adalah parameter amal secara lahir. 

Bila setiap amal yang tidak ditujukan untuk mencari ridha Allah perlakuannya tidak mendapat pahala maka setiap amal yang tidak sesuai dengan perintah Allah dan RasulNya akan ditolak mentah-mentah. 

Sabda Nabi SAW "tidak sesuai dengan perintah kami" mengisyaratkan bahwa seluruh amal perbuatan harus tunduk di bawah hukum-hukum syariat. Sehingga hukum-hukum syariat berkuasa atas hamba dengan perintah dan larangannya.

Barangsiapa yang amalnya berjalan di bawah hukum-hukum syariat dan sesuai dengannya maka ia akan diterima. Dan barangsiapa yang amalnya keluar dari situ maka ia akan ditolak.

Nabi SAW telah memberitahu umatnya tentang jalan yang seharusnya mereka lalui supaya mereka tidak menjadi orang yang tertipu kelak di hari Kiamat. 

Firman Allah SWT: "Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya." (QS. Al-Kahfi: 104). Bersambung... Wallahu a'lam. Subhanakal lahumma wa bihamdika...*