Keutamaan Wudhu -->

Advertisement

Keutamaan Wudhu

Senin, 08 Oktober 2018

Ilustrasi Wudhu
Rasulullah SAW telah bersabda, "Barangsiapa yang berwudhu dan melakukannya dengan baik lalu salat dua raka'at tanpa membicarakan sesuatu pun dari masalah duniawi dalam hatinya, niscaya ia terbebas dari dosa-dosanya seperti pada saat baru dilahirkan oleh ibunya." Menurut redaksi yang lain disebutkan, "Dan ia tidak melakukan kealpaan dalam salat dua raka'at itu, niscaya diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu." 

Rasulullah SAW bersabda, " Maukah kamu aku ceritakan kepadamu suatu amalanb yang karenanya Allah akan menghapuskan dosa-dosamu dan meninggikan derajatmu? Yaitu melakukan wudhu dengan sempurna dalam kondisi yang tidak menyenangkan, melangkahkan kaki menuju masjid, dan menunggu datangnya waktu salat usai mengerjakan yang lain, yang demikian itu semuanya disebut Ar Ribath (berjaga-jaga)."

Ungkapkan ini dikemukakan oleh beliau SAW sampai tiga kali. Disuatu ketika Rasulullah SAW melakukan wudhu sekali lalu bersabda, "Ini adalah cara wudhu SAW melakukan wudhu lagi dua kali, dua kali lalu bersabda, "Barangsiapa yang wudhu dua kali, maka Allah akan memberikan kepadanya pahala dua kali." Dan beliau wudhu tiga kali, tiga kali, lalu bersabda, "Ini adalah cara wudhuku dan wudhu nabi-nabi sebelumku serta wudhu Kesayangan Tuhan Yang Maha Pengasih Ibrahim as." 

Masih sabda beliau SAW, "Barangsiapa yang berdzikir kepada Allah ketika wudhunya, niscaya Allah akan menyucikan seluruh tubuhnya dan barangsiapa yang tidak berdzikir kepada Allah, maka Allah tidak menyucikannya, kecuali hanya bagian yang terkena air wudhunya."

Rasulullah SAW telah bersabda, "Barangsiapa yang berwudhu dalam keadaan masih suci (belum batal), maka Allah akan mencatat baginya sepuluh kebaikan." Nabi SAW telah bersabda, "Wudhu di atas wudhu yang lain (berwudhu lagi saat belum hadas) kedudukannya sama dengan cahaya di atas cahaya." Semua dalil inimenunjukkan anjuran untuk memperbaharui wudhu.

Nabi Muhammad SAW telah bersabda, "Apabila seorang hamba yang muslim berwudhu dan berkumur, maka keluarlah semua dosa dari mulutnya. Apabila melakukan istintsar alias membersihkan lobang hidung dengan air), maka keluarlah semua dosa dari hidungnya. Apabila membasuh wajahnya, maka keluarlah semua dosa dari wajahnya, sehingga keluar melalui kelopak kedua matanya. Apabila membasuh kedua tanganya, maka keluarlah semua dosa-dosa dari kedua tangannya, sehingga keluar melalui bagian bawah semua kukunya. Apabila mengusap kedua kakinya, maka keluarlah dosa-dosa dari kedua kakinya, sehingga keluar melalui bagian bawah semua kuku kedua kakinya itu. Kemudian perjalanannya ke masjid dan salatnya merupakan ibadah sunat baginya.
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa sesungguhnya orang yang suci sama kedudukannya dengan orang yang berpuasa. 

Nabi Muhammad SAW telah bersabda, "Barangsiapa yang berwudhu dan melakukannya dengan baik, sesudah itu ia arahkan pandangannya ke langit dan mengucapkan do'a berikut: Ashadu anlaa ilaaha illal laahu wahdahu laa syariika lahu wa ashhadu anna muhammadan 'abduhu wa rasuuluhu; Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah semata tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, niscaya akan dibukakan baginya delapan buah pintu surga, ia dapat memasukinya dari pintu mana pun yang disukainya."

Umar ra telah mengatakan "Sesungguhnya wudhu yang baik akan mengusir setan darimu." Mujahid telah mengatakan, "Barangsiapa yang mampu tidak sekali-kali bermalam, melainkan dalam keadaan telah bersuci, berdzikir, dan memohon ampunan kepada Allah, hendaklah ia melakukannya, karena sesungguhnya arwah itu akan dibangkitkan dalam keadaan sebagaimana saat dicabut.

Pembaca JCS, dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa sesungguhnya khalifah Umar ibnul Khaththab ra mengirim seorang laki-laki dari kalangan sahabat Rasulullah SAW ke Mesir untuk keperluan (membuat) kiswah (kelambu) Ka'bah. Ketika sampai di negeri Syam laki-laki itu singgah di suatu tempat yang berdekatan dengan sebuah kuil seorang pendeta di antara pendeta-pendeta yang ada di sana, dan tiada seorang pendeta pun yang lebih alim darinya. Maka utusan Umar tertarik untuk menemuinya guna mendengar ilmunya.

Utusan Umar menghadap kepada pendeta itu dan mengetuk pintu rumahnya, akan tetapi pintu tidak dibukakan untuknya dalam waktu yang cukup lama. Namun, pada akhirnya pintu rumah dibukakan pula untuknya, ia masuk menemui sang pendeta dan mengajukan beberapa pertanyaan kepadanya untuk mendengarkan pendapatnya, maka ternyata ilmu pendeta itu cukup menakjubkan.

Lalu sang utusan mengadukan kepadanya, kenapa ia lama menahan dirinya di depan pintu? Sang pendeta menjawab, "Sesungguhnya kami telah melihat kedatanganmu dengan penampilan seorang penguasa, maka kami merasa takut denganmu. Dan tidak sekali-kali kami menahanmu di muka pintu tiada lain karena Allah SWT telah berfirman kepada Musa, 'Hai Musa, apabila engkau merasa takut kepada penguasa, maka wudhulah dan perintahkan keluargamu untuk wudhu, karena sesungguhnya barangsiapa yang wudhu, maka dia berada dalam keadaan aman dari hal-hal yang ditakutinya.'
Maka kami mengunci pintu terhadapmu, sehingga kami dan semua orang yang ada di rumah ini dapat berwudhu dan melakukan salat, lalu sesudah itu barulah kami merasa aman darimu, kemudian barulah kami membukakan pintumu." Wallahu a'lam bish-shawab. Subhanakal lahumma wa bihamdika...*