Istighfar -->

Advertisement

Istighfar

Jumat, 26 Oktober 2018

Ilustrasi
Istighfar artinya meminta maghfirah alias ampunan. Sedangkan maghfirah adalah perlindungan dari keburukan dosa dan penyembunyinya. Artinya Allah SWT menutupi keburukannya di Akhirat dan tidak membeberkannya di depan orang banyak. Dan Allah SWT menghapus hukuman akibat dosa-dosanya berkat kemurahan dan kasih sayangNya.

Pembaca JCS yang dirahmati Allah 'Azza wa Jalla, dalam Al-Qur'an banyak sekali menyebut istighfar. Ada yang berupa perintah untuk istighfar, seperti firman Allah SWT: "Wastaghfirul laaha innal laaha ghafurur rahiimu: Dan mohonlah ampunan kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Muzammil: 20)

Ada yang berupa pujian kepada orang-orang yang rajin beristighfar. Seperti firman Allah SWT yang artinya: "Dan orang-orang yang memohon ampun di waktu sahur (penghujung malam)." (QS. Ali Imran: 17).

Seringkali Al-Qur'an menyebut istighfar bersamaan dengan taubat. Sehingga dalam hal ini istighfar berarti memohon ampun dengan lisan dan taubat adalah berarti melepaskan diri dari dosa dengan hati dan anggota badan. 

Status istighfar sama dengan doa. Jika Allah menghendaki, Dia akan mengabulkan dan memaafkan pemiliknya. Terutama bila istighfar itu keluar dari lubuk hati yang paling dalam; menderita karena penyesalan dosa, atau bertepatan dengan waktu terkabulnya doa, seperti waktu sahur, subuh, dan seusai shalat.

Istighfar yang paling baik adalah yang dimulai dengan pujian kepada Allah, dilanjutkan dengan pengakuan akan dosa, lalu memohon ampun kepadaNya. 

Seperti yang disebutkan di dalam Hadis riwayat Syidad bin Aus, bahwa Nabi SAW bersabda: "Pemuka istighfar ialah seseorang mengucapkan: Ya Allah, Engkau adalah Rabbku. Tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Engkau. Engkau telah menciptakan aku, sedangkan aku adalah hambaMu, aku terikat dengan perlindungan dan janjiMu selagi aku mampu. Aku berlindung kepadaMu dari keburukan apa yang kuperbuat. Aku kembali kepadaMu dengan nikmatMu padaku. Dan aku kembali dengan membawa dosaku. Maka ampunilah aku, karena sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa melainkan Engkau." (H.R. Al-Bukhari, At-Tirmidzi dan An-Nasa'i)

Kata-kata 'aku kembali kepadaMu dengan nikmatMu padaku' artinya aku mengakui karuniaMu. Dan kata-kata 'aku kembali dengan membawa dosaku' artinya aku mengakui dosaku. 

Riwayat Hadis riwayat Abdullah bin Umar disebutkan bahwa Abu Bakar pernah berkata: 'Ya Rasulullah, ajarilah aku doa yang bisa kubaca di dalam shalat.'

Lalu beliau SAW bersabda: 'Bacalah!' yang artinya, "Ya Allah sesungguhnya aku telah banyak menganiaya diriku sendiri. Dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa melainkan Engkau. Maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisiMu dan sayangilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." 

Salah satu istighfar terbaik adalah membaca sebagai berikut: Astaghfirulahl 'adziim, alladzii laa ilaha illaa huwal hayyul qayyuma wa attubu ilaihi: "Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, Yang tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Dia, Yang Maha Hidup lagi Maha Mengurus makhluk. Dan aku bertaubat kepadaNya.

Bahkan Nabi Muhammad SAW pernah menyatakan bahwa orang yang membacanya akan diampuni dosanya kendati ia pernah melarikan diri dari medan perang. (H.R At-Tirmidzi, Abu Daud dan lainnya)

Ibnu Umar berkata: Sesungguhnya kami pernah menghitung rasulullah SAW dalam satu majelis seratus kali membaca, "Rabbaghfirlii wa tub 'alayya innaka antat taw wabur rahiimu: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan terimalah taubatku. Sesungguhnya Engkaulah Yanga Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang." (H.R. Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu Majah dinilai shahih oleh Al-bani).

Abu Hurairah juga meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda: "Demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepadaNya dalam sehari lebih dari 70 (tujuh puluh kali)." (H.R. Al-Bukhari, Ad-Da'awat dan Muslim).

Terakhir tentang Hadis yang berisi tiga sebab utama yang membuat Allah berkenan memberikan ampunan (maghfirah):

Pertama, berdoa sambil berharap. Karena doa itu diperintahkan dan dijanjikan akan dikabulkan. Sebagaimana dinyatakan di dalam firman Allah SWT: Wa qaala rabbukumid 'uni astajiblakum: Dan Rabbmu berfirman: 'Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu." (QS. Al-Mukmin/Ghofir: 60)

Doa pasti dikabulkan bila syarat-syaratnya terpenuhi dan tidak ada penghalang yang menghalangi. Salah satu syarat terpenting yang harus terpenuhi ialah hadirnya hati dan adanya harapan akan terkabulnya doa tersebut dari Allah SWT. 

Maka salah satu sebab terpenting bagi turunnya ampunan Allah ialah apabila seseorang bertaubat dosa, ia tidak mengharapkan ampunan selain dari Rabbnya. Dan ia menyadari bahwa tidak ada yang dapat mengampuninya dan menghukumnya selain Dia. Karena kata-kata: "Sesungguhnya selama engkau berdoa (memohon) dan berharap kepadaKu, Aku akan mengampunimu menurut apa yang ada padamu dan Aku tidak peduli' berarti sebanyak apapun dosa dan kesalahanmu dan hal itu bukan masalah besar dan tidak terlalu banyak bagiKu.

Nabi SAW bersabda: "Barangsiapa berdoa hendaklah ia memperbesar harapannya. Karena Allah tidak pernah menganggap besar sesuatu." (H.R Muslim). Dan seberapa pun besarnya dosa sesorang, pintu maaf dan ampunanNya jauh lebih besar darinya. 

Seperti kata Imam Syafi'i menjelang ajalnya, "Tatkala hatiku mengeras dan jalan-jalanku menyempit, kujadikan harapan dariku sebagai tangga menuju maafMu, dosaku terasa begitu besar bagiku, tapi tatkala kubandingkan dengan maafMu, ya Rabb... ternyata maafMu jauh lebih besar. Bersambung...

Wallahu a'lam bish-shawwab. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, dan semua pengikutnya. Semoga keberkahan selalu menyelimuti kita, para penggawa JCS, keluarga dan teman-teman terbaik yang ingin meraih ridhaNya. Subhanakal lahumma wabihamdika...*