Bersimpuh -->

Advertisement

Bersimpuh

Kamis, 04 Oktober 2018

Ilustrasi
Penghabisan taubat adalah kembali kepadaNya pada hari yang telah dijanjikan dan meniti jalanNya yang telah ditetapkannya sebagai jalan yang bisa mengantarkan menuju Surga. Maka barangsiapa yang kembali kepadaNya di dunia ini dengan bertaubat, ia akan kembali kepadaNya pada hari Kiamat dengan membawa pahala. Allah SWT berfirman: "Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal shalih, sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya." (QS. Al-Furqan: 71).

Adapun tuduhan taubat ialah lemahnya tekad dan lirikan hati kepada dosa dari waktu serta kenangan akan manisnya berbuat dosa; ketenteraman hati dan kepercayaan diri bahwa ia telah bertaubat, sehingga seolah-olah ia telah menerima maklumat keamanan. Ini adalah salah satu tanda-tanda tuduhan; tuduhan lainnya ialah mandegnya mata dan berlanjutnya kelalaian, serta tidak melaksanakan amal-amal shalih yang belum pernah dilakukannya sebelum melakukan kesalahan.

Sedangkan tanda-tanda taubat yang benar: perilakunya lebih baik daripada sebelum taubat; senantiasa merasa takut kepada Allah dan tidak merasa aman dari siksaNya barang sekejap mata. Ketakutan terus berlanjut sampai ia mendengar ucapan Malaikat pencabut nyawa: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan Surga yang telah dijanjikan (oleh Allah) kepadamu." (QS. Fushshilat: 30). Ketika itulah ketakutannya hilang.

Hatinya gelisah dan hancur karena penyesalan dan ketakutan, menurut besar kecilnya kesalahan yang dilakukan. Ini penafsiran Ibnu uyainah atas firman Allah SWT: "Bangunan-bangunan yang mereka diriku itu senantiasa menjadi pangkal keraguan dalam hati mereka, kecuali bila hati mereka itu telah hancur." (QS. At-Taubah:110)

Menurutnya, kehancuran hati mereka itu terjadi karena taubat. Sudah pasti rasa takut yang luar biasa terhadap ancaman hukuman yang berat membuat hati menjadi pecah dan copot. Inilah yang dimaksud dengan hancur hatinya karena penyesalan yang sangat mendalam atas keteledorannya dan ketakutan yang luar biasa terhadap buruknya akibat yang akan diterimanya.

Barangsiapa yang hatinya tidak hancur di dunia, pasti akan hancur di Akhirat. Yaitu ketika kebenaran terbukti secara nyata di mana ia menyaksikan pahala yang diterima oleh orang-orang yang taat dan hukuman yang diterima oleh orang-orang yang maksiat. Jadi pasti akan ada kehancuran hati; di dunia atau di Akhirat.

Muncul perasaan takluk di dalam hati dan tidak ada yang menyerupainya dan rasakan kecuali oleh orang yang berdosa. Perasaan ini tidak muncul karena lapar, riyadlah (olahrga), maupun cinta yang tidak terbalas. Ia adalah perasaan takluk di luar itu semua, yaitu ketaklukan hati di hadapan Tuhan secara total, meliputi semua sektor dan membuatnya bersimpuh di hadapan Tuhan dalam kondisi hina dan tunduk. 

Percis seperti hamba sahaya yang melarikan diri dari tuannya, lalu tertangkap dan dibawa ke hadapan tuannya. Sementara ia tidak menemukan orang yang bisa menyelamatkannya dari kekuasaan tuannya. Ia tidak bisa pilihan lain selain dia, tidak ada yang bisa membantahnya selain dia dan tidak bisa melepaskan diri darinya. 

Sedangkan ia tahu bahwa hidupnya, kebahagiaannya, keberuntungannya dan keberhasilannya tergantung pada kerelaan hati tuannya kepada dirinya. Dan ia pun tahu bahwa tuannya mengetahui semua rincian kesalahannya. Ini ditambah dengan kecintaan si hamba kepada tuannya dan kebutuhannya yang besar kepadanya.

Dan di samping itu ia juga mengetahui kelemahan dirinya dan kekuatannya tuannya, serta kehinaan dirinya dan kemuliaan tuannya. Maka terkumpulah sikap ketaklutan, kehinaan dan ketundukan. Alangkah bermanfaatnya bagi hamba. Alangkah bergunanya faidah yang dihasilkannya. Dan alangkah dekatnya dia dengan tuannya berkat hal ini. 

Pembaca JCS, karena tidak ada sesuatu yang paling disukai tuan-tuan selain ketaklukan, ketundukan, dan kepasrahan kepadanya. Demi Allah, alangkah manisnya kalimat-kalimat berikut ini:
"Aku memohon kepadamu dengan keperkasaanMu dan kehinaanku, kecuali bila Engkau merahmatiku. Aku memohon kepadaMu dengan kekuatanMu dan kelemahanku. Juga dengan kekayaanMu atasku dan kebutuhanku kepadaMu."

"Inilah diriku yang berdusta dan bersalah di hadapanMu. HambaMu selain aku banyak sekali, sementara aku tidak punya tuan lain selain Engkau. Tidak ada tempat berlari dan berlindung dariMu selain kepadaMu. Aku meminta kepadaMu seperti permintaan orang miskin. Aku memohon kepadaMu seperti permohonan orang yang tunduk dan rendah. Dan aku memanggilMu seperti panggilan orang yang tunduk dan rendah. Dan aku memanggilMu seperti panggilan orang buta yang ketakutan. Permintaan orang yang lehernya menunduk kepadaMu, hidungnya menempel ke tanah untukMu, kedua matanya berlinang air mata karenamu dan hatinya merendah kepadaMu."

Wahai tuhan tempatku berlindung dari apa yang kukhawatirkan
Wahai Tuhan tempatku berlindung dari apa yang kutakutkan
Manusia tak bisa menambal tulang yang Engkau patahkan
Dan mereka pun tidak bisa mematahkan tulang yang Engkau tambal

Itulah pembaca JCS sebagian efek taubat yang insyaalloh diterima. Maka barangsiapa yang tidak menemukan hal itu di dalam hatinya, hendaklah ia mencurigai taubatnya dan mengoreksinya kembali. karena betapa sulitnya taubat yang benar dan sungguh-sungguh dan betapa mudahnya taubat dengan lidah dan pengakuan. Wallahu a'lam. Shalallahu 'alaihi wa sallam. Subhanakal lahuma wa bihamdika...*