Tabib Qalbu -->

Advertisement

Tabib Qalbu

Admin
Kamis, 06 September 2018

Ilustrasi 
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Ilahi Rabbi, Jurnal Cianjur Selatan (JCS) kembali hadir dalam ruang religi serta mewarnai suasana 'dulur-dulur'  saat ini. 

Kami, JCS, dengan niat tulus dan lurus; belajar menulis yang insyaAllah bermanfaat khususnya untuk saya, teman-teman terbaik di redaksi serta semua yang baca ini. 

Sekali lagi, jangan lupa kita selalu bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Shalawat Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Salam. 

Kami mencoba meringkas berbagai perkara yang bersumber dari kandungan kitab dengan maksud agar mudah diingat oleh orang-orang yang bertekad dalam kebaikan, hijrah ke jalan yang lurus; orang-orang yang berilmu dan gampang dicerna oleh orang-orang yang ingin mempertajam pandangan mata hatinya.

Pembahasan yang kami sajikan lebih ke ikhwal qalbu manusia dalam kaitan untuk meneliti hal-hal yang menyehatkan dan menanggulangi pencemaran yang membuatnya menjadi sakit. Qalbu merupakan bagian paling penting yang dimiliki oleh tubuhmanusia, kedudukannya seolah-olah bagikan kepala dari anggota tubuh manusia, begitu pula halnya bila ia sakit, maka akan menjadi sakitlah seluruh anggota tubuhnya.

Yang kami maksudkan dengan qalbu dalam terminologi ilmu ini adalah bukan salah satu dari organ konkrit dalam tubuh manusia yang dikenal dengan sebutan jantung, melainkan yang kami maksudkan dengannya ialah media abstrak yang menjadi sumber bagi munculnya reaksi perasaan manusia, bisikan dan nalurinya seperti cinta dan benci; dan dengki; jernih dan keruh; kuat dan lemah; iman dan kafir; teguh dan goyah; yakin dan ragu; puas dan kecewa; terang dan gelap, dan lain sebagainya yang muncul dari dalam qalbu.

Mengingat tubuh manusia tidak selamanya sehat melainkan adakalanya sakit dan bahkan mati, begitu pula halnya dengan qalbu, adakalanya sehat, sakit dan juga mati. Dipandang dari sudut ini maka qalbu berhak untuk mendapatkan perhatian yang tersendiri, terpisah dari bagian tubuh lainnya.

Berangkat dari realita ini maka ketabiban qalbu lebih penting kedudukannya daripada ketabiban jasmani. Imam Al ghazali didalam pendahuluan karya tulisnya yang berjudul Ihya 'Ulumud Din menuliskan, "Buah ilmu ketabiban qalbu dan rohani ini akan menghantarkan pelakunya kepada kebahagiaan hidup yang kekal buat selamanya.

Berbeda halnya dengan ketabiban untuk mengobati jasmani yang sudah pasti masih terancam oleh penyakit lain yang merusaknya dalam waktu yang relatif singkat'. Mudah-mudahan kita dapat memperbaiki hati, dimudahkan Allah SWT.

Segala puji hanyalah bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta segenap keluarga dan para sahabatnya. Wallahu a'lam bish-shawab.*