Ilustrasi |
JCS – Kecemasan yang dialami para pengusaha kain di Kabupaten Bandung saat ini adalah takut gulung tikar alias bangkrut. Selain itu, mereka para buruh takut dirumahkan.
Apalagi, sektor industri kain di Kabupaten Bandung merupakan sektor padat karya. Kebanyakan pengusaha kain memiliki usaha kecil dan usaha rumahan (home industry) sehingga lebih banyak menggunakan tenaga manusia dibandingkan tenaga mesin.
Banyaknya industri kain yang terancam gulung tikar lantaran tingginya harga bahan baku akibat melemahnya rupiah. Kondisi ini bisa bertambahnya pengangguran baru di Kabupaten Bandung.
"Kalau harga bahan baku mulai mahal. Keadaan seperti ini bisa membuat perusahaan gulung tikar," ungkap pengusahan kain, Hendar Cah'yad (54) kepada wartawan di Bandung, belum lama ini.
Ia memprediksi para buruh di sektor industri kain di Kabupaten Bandung, terutama di Paseh-Majalaya-Solokan Jeruk, tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi. Yaitu rata-rata lulusan SMP tanpa ada keahlian lain dan mereka kebanyakan warga sekitar.
Senada diungkapkan Ruslan (50), pengusaha kain asal Majalaya. Menurut Ruslan, para buruh yang bekerja di sektor kain kebanyakan hanya lulusan SD dan SMP. Hal ini seperti yang bekerja di tempat industri Ruslan. "Di tempat saya saja kebanyakan hanya punya ijazah SD. Kalau yang seperti itu, sulit mencari pekerjaan lain," tutur Ruslan. (tas).