Kompetisi Wirausaha -->

Advertisement

Kompetisi Wirausaha

Admin
Sabtu, 22 September 2018

JCS - Peluang untuk menjadi wirausaha muda Indonesia dengan mendapatkan total modal usaha Rp 2 miliar terbuka lebar. Kini, kompetisi wirausaha Diplomat Success Challenge (DSC) masih membuka pendaftaran secara daring melalui www.wismilak-diplomat.com bagi anak muda Indonesia yang memiliki ide bisnis kreatif, hingga 1 Oktober 2018 pukul 23.59 WIB. 

Sekarang, telah banyak proposal usaha yang masuk di kompetisi. Perbedaan model bisnis dan inovasi, menjadi pembeda kepesertaan kompetisi DSC setiap tahun penyelenggaraannya. Tahun ini berdasarkan statistik, lima bidang industri atau sektor usaha yang paling banyak peminatnya didominasi oleh sektor kuliner, perdagangan, industri kreatif, teknologi digital, dan industri agro.

Juri dan Dewan Komisioner (Dekom) DSC, Helmy Yahya, mengatakan Setiap tahun kompetisi, bidang kuliner selalu menjadi favorit karena sektor ini mudah digarap dan kekinian.

"Pelaku usaha tinggal memikirkan bagaimana mengemas dan menjual produk kulinernya," ujar Helmi Yahya kepada indopos belum lama ini.

Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI ini menambahkan, dibandingkan dengan bidang usaha lain seperti industri proses, kreatif, atau agro yang memerlukan pelatihan secara khusus, industri kuliner dapat dimulai dengan bermodalkan passion. "Modal usahanya juga tidak perlu besar, karena jika dipasarkan secara daring, tidak akan butuh ekstra tenaga lagi," jelasnya.

Pemilik gelar master of Professional Accounting dari Universitas Miami ini melanjutkan, bahwa untuk mengkurasi sampai lolos dalam penyaringan kompetisi, para juri juga melihat kriterium model bisnisnyamulai cara pemasaran produknya, hingga menggunakan sistem aplikasi.

 "Ini yang membedakan seleksi DSC ke-9 tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya," papar Alumni STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) ini.

Perbedaan model bisnis sebagai dampak terjadinya disrupsi di bidang ekonomi, turut jadi pertimbangan kami para juri. Ada pengembangan pariwisata secara hybrid, sehingga pemesanan dilakukan melalui sistem aplikasi. Ada juga pengembangan jasa usaha bengkel yang peminatnya juga harus  mengunduh sistem aplikasinya. "Itu sebabnya kemasan sektor atau bidang usaha, perlu ikut menyesuaikan," pungkasnya. (tas/net).