Khauf -->

Advertisement

Khauf

Admin
Selasa, 18 September 2018

Ilustrasi 
Pembaca JCS yang dirahmati Allah 'Ajawazala, dalam sebuah hadis dari Nabi SAW disebutkan bahwa beliau pernah bersabda, "Sesungguhnya Allah telah menciptakan malaikat yang rentang kedua sayapnya menutupi upuk timur dan ufuk barat, kepalanya berada di bawah 'Arasy, kedua kakinya berada di bawah bumi lapis yang ketujuh, sedangkan pada tubuhnya terdapat bulu sebanyak bilangan makhluk Allah. 

Apabila ada seseorang, baik laki-laki maupun perempuan membaca ahalwat untukku, Allah memerintahkan kepada malaikat itu untuk menyelam ke dalam lautan cahaya yang berada di bawah 'arasy, lalu malaikat itu menyelam di dalamnya kemudian keluar daripadanya dan mengibas-ngibaskan kedua sayapmnya, maka meneteslah cahaya dari setiap bulunya. Selanjutnya Allah SWT menciptakan dari setiap tetes itu malaikat lain yang bertugas memohonkan ampunan untuk orang yang membaca shalawat itu sampai hari kiamat."

Menurut ahli hikmah bahwa keselamatan tubuh seseorang dapat terpelihara bila mengurangi makanan yang dikonsumsinya, keselamatan ruhaninya terletak pada sikapnya dalam menghindari dosa-dosa dan keselamatan agamanya terletak pada kerajinannya dalam membaca shalawat untuk sebaik-sebaik makhluk.

Pembaca JCs, sehubungan dengan pengertian al-Khauf Allah SWT telah berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah" Yakni takutlah kamu kepada Allah SWT,"dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok," yakni amal yang diperbuatnya untuk bekal di hari kiamat nanti. 

Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa rajinlah bersedekah dan mengamalkan ketaatan agar kamu mendapat pahalanya di hari kiamat nanti. "Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." Yakni Allah SWT Maha mengetahui semua kebaikan dan keburukan yang kamu kerjakan. Karena sesungguhnya para malaikat, langit, bumi, malam dan siang hari kelak di hari kiamat akan menjadi saksi terhadap amal kebaikan dan amal kebutukan serta ketaatan dan kedurhakaan yang dikerjakan oleh anak manusia. 

Bahkan semua nggota tubuh orang mu'min dan ahli zuhud serta bumi tempat berpijaknya menjadi saksi yang membela dirinya seraya mengatakan, "Dia telah menggunakanku untuk shalat, puasa, ibadah haji dan berjihad." Maka bergembiralah hati orang mumin dan ahli zuhud karenanya. Dan semua anggota tubuh serta bumi tempat berpijak orang kafir dan orang durhaka menjadi saksi yang memperberatkan dirinya seraya mengatakan, "dia telah menggunakanku untuk melakukan kemusyrikan, berzina, minum khamar dan makanan yang haram," , maka alangkah celakanya dia, bila diperiksa secara detail di dalam hisabnya oleh Allah SWT Yang Maha Penyayang di antara para penyayang.

Pembaca JCs, orang mumin sejati adalah orang yang hatinya dipenuhi oleh asa takut kepada Allah SWT dengan melibatkan semua anggota tubuhnya, sebagaimana yang dikatakan oleh ulama ahli fiqih Abdul Laits, bahwa pertanda takut kepada Allah dapat terlihat melalui tujuh perkara, pertama menjaga lisannya, kedua menjaga qalbunya, ketiga memeliharapandangan matanya, keempat memelihara perutnya sebab makan barang yang haram adalah dosa besar. 

Dalam sebuah hadis disebutkan "Apabila sesuap makanan haram dimasukkan ke dalam perut seseorang, maka smua malaikat, baik yang ada di bumi maupun di langit melaknatinya selama makanan itu masih berada di dalam perutnya. Jika orang yang bersangkutan mati dalam keadaan seperti itu, maka tempat tinggalnya adalah neraka Jahannam." 

Kelima menjaga tangannya; jangan sampai tangan ini digunakan untuk meraih hal yang diharamkan, melainkan untuk meraih sesuatu yang mengandung pengertian taat kepada Allah. Dalam sebuah riwayat dari Ka'bul Ahbar disebutkan bahwa sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan sebuah istana dari Zabarad hijau, di dalamnya terdapat tujuh puluh ribu rumah, dan di dalam setiap rumah terdapat tujuh puluh ribu kamar. Istana ini tidak disediakan, kecuali hanya untuk orang yang ditawarkan sesuatu yang haram kepadanya lalu ia menolaknya karena takut kepada Allah SWT.

 Keenam memelihara kakinya; tidak digunakan atau pergi ke tempat maksiat melainkan hanya untuk menempuh jalan ketaatan yang diridhai oleh-Nya, berjalan dengan para ulama dan orang-orang yang saleh. Ketujuh memelihara ketaatannya, oleh karena itu ketaatan yang dilakukan olehnya hanyalah semata-mata karena Allah, jauh dari riya dan pamer. Apabila seseorang dapat melakukan semuanya, berarti dia termasuk orang-orang yang disebutkan oleh Allah SWT di dalam firman-Nya melalui ayat-ayat, "dan kehidupan akhirat itu di sisi Rabbmu adalah bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Az-Zukhruf, 43, ayat 35). 

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir).(QS. AlHijr, 15 ayat 45). 

"Sesungguhnya orang-orang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan." (QS. Ath-Thur, 53 ayat 17). "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman, (QS. Ad-Dukhan, 44 ayat 51).

Pembaca JCS, dari ayat di atas dapat disimpulkan, bahwa seakan-akan Allah SWT menyatakan, bahwa mereka di hari kiamat nanti akan selamat dari api neraka. Namun demikian, kita bukan ulama bahkan ustad juga bukan maka kita harus banyak bertobat, shalawat, rajin belajar Al-Quran dan sunnah serta tidak meninggalkan shlat lima waktu dengan sabar. 

Hal di atas dianjurkan bagi seorang mu'min untuk tetap berada dalam perasaan dan cemasnya, ia berharap mendapat rahmat Allah SWT dan tidak pernah berputus asa daripadanya, sebagaimana yang disebutkan di dalam firman-Nya: "Laa taqnathuu mir rahmatillaahi, jangan kamu terputus asa dari rahmat Allah". (QS. Az-Zumar, 39 ayat 53).

Ada riwayat, ketika Daud as sedang asyik berada di dalam suaranya membaca kitab Zabur, mendadak ia melihat cacing merah di tanah, lalu ia berkata kepada dirinya sendiri, "Apakah yang dimaksudkan oleh Allah dengan cacing tanah ini?" Maka pada saat itu juga Allah mengizinkan kepada cacing tanah untuk dapat berbicara, lalu mengatakan, "Hai Nabi Allah, bila siang hari tiba Tuhan memberikan ilham-Nya kepadaku di setiap harinya untuk mengucapkan Subhanallaah Walhamdulillah Walaa Ilaaha Illallaahu Wallaahu Akbar (Mahasuci Allah, Segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar) sebanyak seribu kali.

Dan bila malam hari tiba, Tuhan mengilhamkan kepadaku di setiap malamnya untuk mengucapkan Allahumma Shalli 'Alaa Muhammadin Nabiyyil Ummiy Wa'alaa Aalihi Washabihi Wasallim (Ya Allah limpahkanlah shalawat dan salam kepada Muhammad nabi yang ummi, dan juga kepada segenap keluarga serta para sahabatnya) sebanyak seribu kali. Sedangkan engkau tidak mengucapkan apa pun yang dapat kuambil manfaatnya darimu." Maka saat itu juga Daud as menyesali sikapnya yang merendahkan cacing, ia merasa takut kepada Allah, lalu bertaubat dan bertawakal kepada-Nya. 

Dahulu Nabi Ibrahim as kesayangan Allah SWT apabila teringat kepada kesalahannya, jatuh pingsan tak sadarkan diri, dan debaran jantungnya yang keras karena takut kepada Allah, konon terdengar sampai sejauh jarak satu mil persegi, maka Allah mengutus malaikat Jibril kepadanya, setelah Jibril datang di hadapannya berkata, "Allah Yang Mahaperkasa berkirim salam untukmu seraya berfirman, 'Pantaskah bila seorang yang disayangi oleh Tuhan merasa takut kepada Tuhan Yang Menyayanginya?" Ibrahim as dalam jawabannya mengatakan, "Hai Jibril, jika aku teringat kepada kesalahanku, maka ingatkanku langsung tertuju kepada siksa-Nya dan lupa dengan statusku sebagai kesayangan-Nya." 

Pembaca JCS, memang demikianlah sifat dan watak para nabi, para wali, orang-orang yang saleh dan ahli zuhud, oleh karena itu renungkanlah hal ini sedalam dalamnya. Wallahu a'am bish-shwab. Subhanakal laahumma wabihamdika...*