Keutamaan Bertaubat -->

Advertisement

Keutamaan Bertaubat

Admin
Sabtu, 15 September 2018

Ilustrasi 
Sehubungan dengan keutamaan bertaubat banyak ayat-ayat yang menjelaskannya, antara lain ialah firman Allah SWT: Dan bertaubatlah kepada kepada Allah, hai orang-orang beriman supaya kamu beruntung. (QS. An-Nur, suarh 24 : 31).

Juga larangan berbuat dosa dalam surah Al-furqan surah 25 ayat 68-71. Kemudian hadis-hadis Nabi SAW yang menerangkan hal ini cukup banyak. Muslim meriwayatkan hadis berikut: "Sesungguhnya Allah membuka Tangan ampunan-Nya di malam hari untuk menerima taubat orang-orang yang berbuat dosa di siang hari, dan membuka Tangan ampunan-Nya di siang hari untuk menerima tobat orang-orang yang betaubat dosa di malam hari, sampai matahari terbit dari arah baratnya (pintu taubat tertutup).

Tirmidzi telah meriwayatkan sebuah hadis yang dinilainya shahih bahwa di kawasan maghrib benar-benar terdapat sebuah pintu yang lebarnya sama dengan jarak perjalanan empat puluh atau tujuh tahun yang selalu dibuka oleh Allah SWT untuk menerima taubat, semenjak Allah SWT menciptakan langit dan bumi, Dia tidak akan menutupnya sebelum matahari terbit dari arah barat.

Tirmidzi telah meriwayatkan pula hadis lain yang dinilainya shahih bahwa sesungguhnya Allah SWT telah menjadikandi maghriab sebuah pintu yang lebarnya sama dengan perjalanan tujuh puluh tahun untuk menerima taubat. Allah SWT tidak akan menutup pintu ini selama matahari tidak terbit dari arah maghrib. Dan yang demikian itu disebutkan oleh firman-Nya: Pada hari kedatangan sebagian tanda-tanda Rabbmu tidaklah bermanfa'at lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri. (QS. Al-An'am surah 6, ayat 158), sampai akhir ayat.

Thabrani juga meriwayatkan dengan sanad yang jayyid bahwa surga
mempunyai delapan pintu, tujuh di antaranya tertutup dan yang satu selalu terbuka untuk menerima taubat, sampai matahari terbit dari arahnya. 

Ibnu Majah telah meriwayatkan telah meriwayatkan dengan sanad yang jayyid bahwa seandainya kamu berdosa sehingga dosamu mencapai langit, kemudian kamu bertaubat, niscaya Allah akan menerima taubatmu.

Hakim telah meriwayatkan dengan sanad yang sahih bahwa termasuk kebahagiaan seseorang ialah bila dipanjangkan usianya dan diberi rezeki mau bertaubat kembali ke jalan Allah SWT.

Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim yang menilainya shaih telah meriwayatkan bahwa setiap anak Adam berdosa dan sebaik-baik orang-orang yang berdosa ialah orag-orang yang mau bertobat.

Jama'ah telah meriwayatkan sebuah hadis yang mereka nilai berpredikat shahih bahwa apabila seorang mu'min melakukan satu dosa, maka dosa itu akan membuat noktah hitam di dalam qalbunya. Jika ia bertaubat, menghentikan perbuatannya dan meminta ampun, maka dibersihkanlah qalbunya dari npktah itu. Apabila ia mengulanginya, maka noktah itu bertambah sehingga menutupi dan mengunci qalbunya. Yang demikian itu namanya noda yang disebutkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya: Sekali-kali tidak (demikain), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka. (QS. Al-Muthaffifin surah 83, ayat 14).

Tirmidzi telah meriwayatkan sebuah hadis yang dinilainya hasan bahwa Allah menerima taubat seorang hamba selama nyawanya masih belum sampai dikerongkongannya. 

Rasulullah SAW berpesan kepada Mu'adz sambil memegang tangan Muadz, "Hai Mu'adz, aku berpesan kepadamu untuk bertakwa kepada Allah, berbicara benar, memenuhi janji, menunaikan amanat, tidak berkhianat, menyayangi anak yatim, memelihara hubungan tetangga, menahan amarah, lemah lembut dalam bertutur kata, menebarkan salam, menetapi Imam, memperdalam pengetahuan tentang Al-Qur'an, menyintai Akhirat, takut kepada hisab, berangan-angan pendek, dan baik dalam bermu'amalah, aku melarang kamu mencaci orang muslim, membenarkan orang yang dusta, atau mendustakan orang yang benar, mendurhakai Imam (pemimpin) yang adil, dan membuat kerusakan di muka bumi. Hai Mu'adz, ingatlah selalu kepada Allah, baik kamu berada di daerah yang berbatu, dan lakukanlah taubat setiap kali melakukan dosa, yang sembunyi-sembunyi bertaubat dengan sembunyi-sembunyi dan yang terang-terangan bertaubat dengan terang-terangan."

Al Ashfahani telah meriwayatkan bahwa orang yang menyesali dosanya menanti rahmat dari Allah, dan orang yang membanggakan dirinya menanti murka dari-Nya. Ketahuilah, wahai hamba-hamba Allah bahwa setiap orang yang beramal akan dimintai pertanggungjawaban tentang amalnya, dan ia tidak akan keluar dari dunia ini sebelum melihat, apakah amalnya baik atau buruk. Sesungguhnya semua amal perbuatan ini dinilai hanya berdasarkan kesudahannya.

Malam dan siang hari bagaikan dua kendaraan, maka gunakanlah dengan baik dalam menempuh jalan akhirat dengan mengendarai keduanya. Jangan sampai kamu menangguh-nangguhkan taubat, karena sesungguhnya kematian itu mendadak datangnya, dan jangan sekali-sekali seseorang dari kamu terpedaya oleh oleh sifat Allah Yang Maha Penyantun, karena sesungguhnya neraka lebih dekat kepadamu daripada tali termpahnya, kemudian Rasulullah SAW membacakan firman-Nya: "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (QS. AlZalzalah, surah 99, ayat 7-8).

Menurut riwayat Thabrani yang lain disebutkan bahwa seorang laki-laki itu mendatangi rahib lain dan mengatakan, "Sesungguhnya aku telah membunuh seratus orang, apakah engkau mempunyai jalan bagiku untuk bertaubat?" Sang rahub berkata, "Engkau telah berbuat melampaui batas, aku tidak tahu, namun di sana ada dua kampung yang satu bernama Nushrah dan yang lain bernama Kufrah. Adapun penduduk Nushrah mereka menyukai amalan ahli surga, tidak pernah ada orang yang tahan melakukan hal selain itu. Adapun penduduk Nushrah mereka menyukai amalan ahli neraka, tidak pernah ada orang yang tahan melakukan hal selain itu. Maka berangkatlah kamu kekampung Nashrah, jika kamu tahan tinggal di dalamnya dan mengerjakan amalan seperti penduduknya, maka tidak diragukan lagi taubatmu akan diterima."

Maka laki-laki itu berangkat dengan tujuan pergi ke kampung Nashrah, namun ketika ia berada di tengah-tengah di antara kedua kampung tersebut, kematian datang menjemputnya. Para malaikat bertanya kepada Rabbnya tentang nasab laki-laki ini. Allah berfirman, "Lihatlah oleh kalian, ke arah manakah ia lebih dekat beberapa jari ke kampung Nushrah, akhirnya laki-laki itu dicatat sebagai sebagai penduduknya. Wallahu a'lam bish-shawab. Subhanakal lahuma wa bihamdika...*