JCS - Pengembangan sumber daya manusia dalam pendidikan kejuruan menjadi prioritas untuk meningkatkan mutu tenaga kerja yang lebih terampil di bidang manajemen energi. Hal itu menjadi terobosan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemenpenbud) RI, yakni bidang manajemen energi, otomatisasi bangunan dan industri, instalasi bangunan, energi terbarukan.
Kemenpenbud resmi meluncurkan pusat keunggulan (center of excellent) bidang listrik, otomasi dan energi terbarukan di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (P4TK BMTI), Cimahi, Kamis (13/9/2018).
Menurut staf Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing Kemendikbud Ananto Kusuma Seta, pusat keunggulan ini akan melatih sedikitnya 240 guru dan menargetkan 10.800 siswa SMK siap kerja dalam lima tahun ke depan.
"Kemunculan teknologi baru seperti komputasi awan, kecerdasan buatan, teknologi pembelajaran mesin dan sensor pengolahan data meningkatkan kebutuhan akan keterampilan khusus di bidang teknik," kara Ananto.
Pusat keunggulan ini dibentuk berkat kerja sama pemerintah Indonesia, Perancis dan Schneider Electric Foundation itu akan menjadi tempat pelatihan pelatih bagi guru dan tenaga kependidikan dari 184 SMK. "Kerja sama ini senilai 1 juta euro untuk durasi 3 tahun," terangnya.
Program pelatihan yang diterapkan di pusat keunggulan ini diklaim berstandar internasional yang menghubungkan akademik dengan kebutuhn industri. Fokus pelatihan pada bidang manajemen energi, otomatisasi bangunan dan industri, instalasi bangunan, energi terbarukan.
Dipaparkan Ananto, pembangunan pusat keunggulan ini merupakan bagian dari program revitalisasi pendidikan vokasi sejak 2014. Revitalisasi secara menyeluruh dilakukan dengan memperbaiki kurikulum, membangun infrastruktur dan pelatihan guru.
Hal tersebut sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016. Ia menegaskan, kompetensi guru yang relevan dengan tantangan revolusi industri 4.0 menjadi aspek penting untuk menciptakan dan menyiapkan tenaga kerja muda yang terampil dan siap menghadapi persaingan tenaga kerja global.
Program ini, lanjut dia, seiring tuntutan jaman dimana revolusi industri 4.0 dalam industri global akan menciptakan permintaan tinggi terhadap tenaga ahli kelistrikan yang memiliki kombinasi keterampilan digital dan intuisi bisnis lebih dari sebelumnya. Pemerintah memperkirakan, tak kurang dari 10 juta lapangan kerja akan terbuka di berbagai bidang di Indonesia.
"Revitalisasi SMK yang di antaranya dengan memiliki pusat keunggulan, menjadi aspek penting untuk menciptakan dan menyiapkan tenaga kerja berdaya saing global," katanya.
Duta Besar Perancis Jean-Charles Berthonnet menyatakan, di seluruh negara, membentuk pusat keunggulan semacam ini membutuhkan peran swasta. Selain membantu pendanaan, pihak swasta juga bisa menyediakan peralatan canggih penunjang pelatihan yang relevan dengan dunia industri masa depan.
Menurut dia, kemitraan publik-swasta harus terus didorong demi meningkatkan kualitas SDM dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. "Kami senang dapat semakin memperkuat kemitraan dengan Indonesia melalui pengembangan kompetensi guru. Juga untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dari sistem pendidikan kejuruan yang dikembangkan di Perancis," kata Charles.
Chief Marketing Officer Global Schneider Electric Chris Leong menuturkan, pihaknya menyiapkan dana 1 juta euro untuk mengembangkan kerja sama pusat keunggulan di berbagai daerah di Indonesia. Ia menargetkan, bisa melatih 1 juta orang di seluruh dunia hingga 2025.
Ia mengklaim, dalam tujuh tahun terakhir pihaknya sudah melatih lebih dari 125.000 orang yang berhubungan dengan energi terbarukan dan kelistrikan. "Kami juga melatih 1.000 pelatih di 25 negara dan membangun 9 pusat keunggulan dengan peralatan berkualitas intenasional," ujarnya.
Ia mengklaim Schneider Electric sebagai pemimpin dalam transformasi digital manajemen energi dan otomatisasi. Program acces to energy bertujuan untuk mendukung pelatihan tenaga profesional dalam mengembangkan keahlian yang berkelanjutan di seluruh dunia.
Sekaligus mempercepat pembangunan ekonomi dan sosial negara-negara melalui program acces to energy. Kami bangga membawa pusat keunggulan ini ke Indonesia dan membuktikan komitmen kami yang berkelanjutan dalam pengembangan keahlian lokal, terutama di bidang-bidang baru yang menjadi penting di sektor energi," ujarnya. (tas/net)