Allah SWT berfirman: "Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu sering meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaurrahim (QS. An-Nisa' 4: 1). Maksudnya jagalah hubungan silaturrahmi, jangan sampai kamu memutuskannya. Dan banyak lagi ayat-ayat tentang silaturrahim dan hak-hak orang tua.
Syaikhain telah mengetengahkan sebuah hadi melalui Abu Hurairah ra, yang telah mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, "Sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan makhluk, dan setelah selesai dari mereka, berdirilah rahim dan berkata, 'Di sini tempat orang meminta perlindungan kepada-Mu dari ulah orang yang memutuskan." Allah berfirman, "Baiklah, puasakah kamu bila Aku menghubungkan orang yang menghubungkanmu dan Aku putus hubungan dengan orang yang memutuskanmu?" Rahim menjawab, "baiklah." Allah berfirman, "Ya itulah untukmu." Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Jika kamu suka bacalah-Nya: "Fahal asaitum intawal laitum antufsiduu fil ardhi wa thuqaththi'uu arhaamakum, uulaaikal ladziina la'anahumul laahu fa ashammahum wa a'maa absharahum. "Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan kekeluargaan ? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah, ditulikan telinganya, dibutakan penglihatannya." (QS. Muhammad, 47: 22-23).
Diriwayatkan dari Abu Bakar ra yang telah mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, "Tiada sesuatu dosa pun yang lebih layak pelakunya mendapat hukuman yang disegerakan disamping azab yang dipersiapakan untuknya di akhirat nanti selain daripada baghyu (memberontak terhadap pemerintah yang sah) dan memutuskan silaturrahim."
Jadi pembaca JCS, kita selaku muslim yang baik tidak boleh memutuskan silaturrahim. Karena orang yang memutuskan silaturrahim tidak akan mendapat ridha Allah SWT.
Imam Ahmad menyebutkan sebuah hadis dengan sanad yang semua perwainya berpredikat adil, bahwa sesungguhnya amal perbuatan bani Adam dilaporkan setiap petang hari Kamis malam Jumat, dan tidak diterima amal yang memutuskan hubungan rahim; Allah SWt tidak memandang kepada orang yang musyrik, orang yang mendendam, orag yang memutuskan hubungan rahim, orang yang menyakiti kedua orang tuanya, dan orang yang terbiasa minm khamar. Termasuk obat terlarang zaman now seperti narkoba. Semua yang memabukan adalah haram.
Abusy Syaikh, Ibnu Hibban, dan Baihaqqi telah meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya, "Siapakah manusia yang paling baik? Beliau SAW menjawab, "Orang yang paling bertakwa kepada Rabb, paling rajin bersilaturrahim, dan paling bersemangat dalam menegakkan kebaikan dan mencegah kemungkaran."
Thabrani dan Ibnu dalam kitab Sahihnya telah meriwayatkan hadis berikut yang redaksinya ada pada Abu Dzar ra yang telah mengatakan, "Kekasihku yakni Rasulullah SAW pernah berpesan kepadakku beberapa pekerti yang baik ini, yaitu: Beliau berpesan kepadaku agar jangan memandang ke atas, tetapi selalu memandang ke bawah; mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka; menghubungkan tali silaturrahmikuwalaupun mereka berpaling dariku; tidak takut celaan orang lain dalam membela afama Allah; mengatakan hal yang hak, meskipun pahit; memperbanyak bacaan La haula wa laa quwwata illa billaah" (Tiada daya untuk menghindar dari kedurhakaan dan tiada kekuatan untuk mengerjakan ketaatan, kecuali dengan pertolongan Allah) karena sesungguhnya bacaan itu merupakan salah satu perbendaharaan surga."
Karena itu pembaca JCS, jangan tergesa-gesa dalam melakukan kebaikan, karena sesuai hadis, "Sesungguhnya barangsiapa yang dianugerahi sifat ketenangan dan tidak tergesa-gesa, ia benar-benar telah dianugerahi bagian dari kebaikan dunia dan akhirat. Dan silaturrahim, bertetangga dengan baik serta berakhlak baik dapat memakmurkan negeri tempat tinggal dan memperpanjang usia para penduduknya. Wallahu a'lam bish-shawwab. Subhanakal lahumma wa bihamdika...*