Google Ciptakan AI untuk Basmi Pornografi Anak -->

Advertisement

Google Ciptakan AI untuk Basmi Pornografi Anak

Admin
Kamis, 13 September 2018

Ilustrasi 
JCS - Google berniat mempermudah proses untuk membasmi pornografi anak di internet dengan melakukan review secara manual. Triknya dengan memakai teknologi kecerdasan buatan Artificial Intelligence (AI). Berbagai organisasi pun mencoba memerangi hal ini. 

Namun, lantaran mau tak mau harus melihat sekian banyak gambar berbau child sexual abuse, hal itu sulit dilakukan secara teknis dan menguras emosi pengulasnya. 

Niat google Sang raksasa internet pada awal pekan ini memperkenalkan Content Safety API, sebuah developer toolkit berbasis AI untuk mengindentifikasi konten pornografi anak secara otomatis dan memprioritaskan mana saja yang mesti mendapat perhatian lebih dari reviewer. 

Dengan demikian, proses penyaringan bisa berlangsung jauh lebih cepat, sementara jumlah orang (reviewer) yang mesti terekspos konten terkait pun bisa dikurangi. Google mengklaim toolkit AI besutannya bisa membantu meningkatkan jumlah identifikasi pornografi anak hingga 700 persen. 

Tidak Bisa Googling Gambar Porno? 
Hal ini seperti yang dituliskan engineering lead Nikola Todorovic dan product manager Abhi Chaudhuri dari Google dalam sebuah posting blog.

"Dengan cepat mengidentifikasi gambar baru, anak yang mengalami eksploitasi seksual bisa lekas diidentifikasi dan dilindungi,"  tulisnya, Kamis (13/9/2018). Teknologi Google ini mengandalkan deep neural network untuk melakukan identifikasi konten pornografi anak. 

Cara kerjanya mirip otak manusia yang mampu "dilatih" untuk mengidentifikasi konten baru. Lewat Content Safety API, Google menyediakan sang tool AI secara cuma-cuma untuk para rekanan industri dan LSM yang memerangi pornografi anak di internet. 

Salah satunya, Internet Watch Foundation, menyambut hangat pemanfaatan kecerdasan buatan untuk keperluan tersebut. "Dengan menggunakan teknologi ini, identifikasi gambar bisa dipecepat. Pada gilirannya, internet akan menjadi tempat yang lebih aman," pungkasnya. (tas/net).