Bagaimana Kehidupan Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wa Sallam? -->

Advertisement

Bagaimana Kehidupan Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wa Sallam?

Admin
Jumat, 28 September 2018


Keadaan Nabi Muhammad SAW dahulu benar-benar bisa mendoronbg kita untuk bersikap zuhud terhadap dunia dan merasa cukup dengan sedikit harta.

Jika ada yang bertanya: "Barangkali hal itu terjadi karena sedikitnya apa yang beliau miliki," Jawabannya ialah bahwa Allah SWT tentu tidak memberikan kepada manusia yang paling dicintai-Nya dan paling mulia di sisi-Nya kecuali keadaan yang paling baik.

Karena itu Ibnu Umar ra tetap meneladani beliau setelah Allah SWT berkenan menaklukkan banyak daerah untuk umat Islam dan banyak kekayaan mengalir ke jazirah Arab. Begitu juga ayahnya, Umar bin Khaththab radhial laahu anhu.

Makanan Nabi SAW

Nu'man bin Basyir ra berkata: "Umar bin Khaththab ra pernah berbicara tentang kekayaan duniawi yang diperoleh manusia. Lalu ia berkata: 'Aku pernah melihat Rasulullah SAW membungkuk seharian karena tidak menemukan daql (kurma kualitas rendah) yang bisa mengisi perutnya. (H.R Muslim, 18/09, Az-Zuhd, dan At-Tirmidzi 9/221 Az-Zuhd).

Aisyah Radhial laahu anha berkata: "Keluarga Muhammad SAW tidak pernah kenyang dengan roti syair (gandum kualitas rendah) selama dua hari berturut-turut hingga Rasulullah SAw wafat." (HR. Al-Bukhari 11/828, Ar-Riqaq, dan Muslim 18/105, 106, Az-Zuhd).

Anas ra berkata: "Nabi SAW tidak prnah makan di atas meja sampai akhir hayatnya. Dan beliau juga tidakpernah makan roti kering yang dihaluskan sampai akhir hayatnya." (H.R Al-Bukhari 11/273, Ar-Riqaq, At-Tirmidzi 9/216, Az-Zuhd, dan Ibnu majah 3292). Ibnu baththal berkata: "Keengganan Nabi SAW untuk makan di atas meja dan makan roti yang dihaluskan sesungguhnya hanya untuk menolak kenikmatan duniawi untuk memilih kenikmatan hidup yang abadi (Surga). Dan sesungguhnya harta itu hanya diperlukan untuk membantu meraih kebahagiaan Akhirat. Sementara Nabi SAW tidak membutuhkan harta dari sisi ini. 

Kesimpulannya, bahwa hadis ini hanya menunjukkan keutamaan qana'ah alias menerima apa yang ada dengan lapang dada, menahan diri dari meminta-minta, dan tidak berlebihan dalam menikmati kesenangan dunia."

Pembaca JCS, Urwah rd meriwayatkan bahwa Aisyah radhial lahu anha pernah mengatakan: "Demi Allah, hai keponakanku, sungguh, kami benar-benar pernah melihat hilal, kemudian hilal, kemudian hilal, tiga hilal dalam dua bulan dan tidak ada api yang dinyalakan di rumah-rumah Rasulullah SAW.'

'Bibi, apa yang membuat kalian bisa bertahan hidup?' Tanyaku. Aisyah radhial laahu anha menjawab: "Dua benda hitam: Kurma dan air. Hanya Rasulullah SAW dahulu mempunyai tetangga-tetangga dari kalangan Anshar. Ketika itu mereka mempunyai beberapa ekor unta perah. Sehingga mereka mengirimkan sebagian susunya kepada Rasulullah SAW.Lalu beliau memberikannya kepada kami. (H.R Al-Bukhari 11/283, Ar-Riqaq, dan Muslim 18/107,108) Az-Zuhd.

Pakaian Nabi SAW

Aisyah r anha berkata: Dahulu kasur yang digunakan oleh Rasulullah SAW sebagai alas tidur adalah kulit binatang yang diidi dengan sabut. (H.R. Al-Bukhari 11/282, Ar-Riqaq, dan muslim 14/57) Al-Libas. Wallahu a'lam bish-shawab*