Ilustrasi |
Telah berlalu hari kemarin yang paling dekat dengan saat bersaksi dan berbuat keadilan, sedang harimu ini akan bersaksi berbagai perbuatan. Kalau kamu ada hari kemarin telah melakukan kejahatan, maka susullah dengan kebaikan, maka kamu akan terpuji. Janganlah kamu mengharapkan perbuatan baik dari dirimu sampai besok pagi, mungkin pagi itu datang tetapi kamu telah tiada.
Kamu umbar nafsumu melakukan dosa semaumu dan kau berangan-angan akan bertaubat di masa mendatang. Sedangkan kematian sesudah itu bisa saja datang sedang kamu dalam keadaan lengah. Sikap itu bukanlah perangai seorang kesatria yang yang berakal.
Sedangkan kesabaran adalah kunci semua harapan dan senantiasa menjadi penolong yang membantu. Maka bersabarlah meskipun malam sangat panjang, kesedihan separah apa pun pasti akan berlalu. Dan dengan kesabaran terkadang hal yang mustahil dapat diraih akan menjadi kenyataan.
Sabar adalah tali pegangan iman yang paling kokoh dan perisai yang tangguh terhadap godaan setan. Sikap sabar terpuji kesudahannya sedangkan sikap tergesa-gesa membabi buta rugi kesudahannya. Mana kala masa bencana menimpa kepadamu, karena memang demikianlah kebiasaan masa. Hiasailah dirimu dengan kesabaran yang baik penuh dengan keyakinan, karena bersikap sabar menuntun pelakunya beroleh ridha Tuhan. Pembaca JCS, sabar itu mempunyai beberapa cabang:
- Sabar selamanya menjalankan hal-hal yang difardhukan dengan sempurna pada waktu yang paling dianjurkan.
- Sabar dalam mengerjakan hal-hal yang disunnahkan.
- Sabar menghadapi beberapa penyakit.
- Sabar menghadapi gangguan teman dan tetangga.
- Sabar menahan pahitnya kefakiran.
- Sabar menghindari kemaksiatan, gejolak hawa nafsu, hal-hal yang syubhat, mengekang semua anatomi atau anggota tubuh terhadap hal-hal yang tiada gunanya, dan lain sebagainya.
Wallahu a'lam bish-shawwab.
Shlallahu 'alaihi wa sallam. Subhanakal lahumma wa bihamdika...*