Pangkat -->

Advertisement

Pangkat

Admin
Sabtu, 04 Agustus 2018

Ilustrasi
Pangkat adalah amanah. Pangkat tak selamanya berbanding lurus dengan kualitas kehidupan. Seringkali pangkat yang menyebabkan hidup tak memiliki kualitas yang didambakan. Kata A Gym, pangkat dan jabatan adalah topeng, alias kilasan-kilasan penampilan. 

Begitu juga dengan harta. Banyak yang terlena oleh bayang-bayang semu kemegahan. Mereka menyebut dan mengaku hidup telah pada puncaknya karena pangkat dan harta. Secara fisik, dalam firman-Nya, Allah SWT mengabarkan, manusia yang meraih kualitas hidup adalah manusia yang terbebas minal juu' dari rasa lapar dan khauf, dari ketakutan. 

Dan secara batiniah, manusia yang berkualitas adalah manusia yang selalu merasa dikelilingi oleh nikmat Allah SWT, dalam setiap proses penghambaan yang ia lakukan. Jika hidup dan mati, ruku dan sujud, desah napas dan desir hati hanya untuk Allah semata. Pembaca JCS, untuk bertahan hidup kita hanya butuh sedikit saja dari harta. Dari pangkat, untuk memayomi, melayani dan melindungi masyarakat. Selebihnya untuk gaya hidup atau hidup gaya. Rasulullah SAW adalah panglima perang kala itu.

Beliau SAW hanya butuh tiga helai baju dalam kehidupannya. Abu Bakar Ash Shidiq menafkahkan seluruh hartanya untuk jihad dan dakwah. Abu Dzar bahkan meninggal dengan kain kafan yang terlalu kecil untuk menutupi tubuhnya. Tapi itu semua bukan sebuah gambaran tentang minimnya kualitas hidup yang dijalani oleh orang-orang mulia itu. Mereka telah menuntaskan kehidupan di dunia ini dengan hidup yang benar-benar berkualitas tinggi.

Pembaca JCS, kita hidup yang sangat sebentar ini tidak terjebak oleh kilasan-kilasan penampilan yang penuh keriya-riyaan. Dengan niat yang tulus, rajin menimba ilmu, akan mempertebal keimanan kita. Mau melakukan sesuatu yang terbaik (beramal soleh) yang tak perlu ingin dinilai makhluk. Imam Hasan al-Banna pernah menyindir kita dengan sebuah pernyataan dan pertanyaan. "Allah menciptakan dan menganugerahkan yang terbaik untukmu. Mempersiapkan yang terbaik untukmu. Memberimu penglihatan dan pendengaran, akal dan pikiran, juga membentangkan dua jalan.

Menunjukkan dua cara jalan hidup padamu, memudahkan jalan untukmu. Atas izinNya manusia bisa menyelam di dalam air, terbang diudara, berpacu dengan kecepatan aliran listrik, dengan teknologi zaman now, kita dapat melihat dunia dengan cepat, juga mengungkap rahasia atom. Bahkan dengan akalnya, manusia mampu menembus langit dan bumi. 

Adakah nikmat yang lebih mulai dari itu, lebih agung dari ini? 
Pertanyaan itu selalu menggantung untuk kita jawab. Sudahkah kita terbebas dari rasa lapar dan ketakutan? 

Tidak saja bebas diri sendiri dari perut lapar dan ketakutan, tapi juga peduli pada orang lain dari dua rasa yang mencekam kehidupan itu. Tentu dapat dijawab dengan ilmu dan amal. Karena tujuan ilmu adalah untuk memperbaiki kualitas hidup, amal dan menjernihkan pandangan, serta arah kehidupan.  Ilmu akan menentukan segalanya. 

Mudah-mudahan kita mampu mengubah cara hidup menjadi hidup bermanfaat, dan sebuah kekuatan yang menyelamatkan kita di dunia dan Akhirat. Wallahu a'lam. Shallalahu 'alihi wa sallam. Subhanakal lahumma wa bihamdika... *