Madu -->

Advertisement

Madu

Admin
Kamis, 02 Agustus 2018

Ilustrasi 
Ada banyak penggemar madu di dunia. Banyak sekali. Di negara-negara yang disebut orang sebagai negara maju, seperti Amerika, Jepang, Jerman, Prancis, Inggris termasuk Malaysia negara kecil yang juga negara tetangga dan negara lainnya rata-rata konsumsi madu mereka sebanyak 1.200-1.700 gram per kapita per tahun. 

Tapi, di negara-negara berkembang seperti Indonesia, konsumsi madu tak lebih hanya sekarang 80 gram per kapita per tahunnya. Betapa kecil, ya? 

Padahal begitu banyak kebaikan dalam madu, untuk kesehatan pria maupun wanita, bahkan inysaAlloh khasiatnya buat berbagai penyakit kronis, dengan izin Allah SWT Maha Penyembuh bisa diobati dengan minum madu; sebelumnya baca alhamdulillah, shalawat, istighfar lalu minum madu. 

Tentang madu, sampai-sampai Allah Subhanahu Wa Ta'ala menurunkan surat khusus tentangnya, yaitu An-Nahl, yang bercerita tentang kebaikan-kebaikan lebah dan madu yang mereka hasilkan. Memacu pertumbuhan dan kesehatan otak adalah salah satu hasil yang diberikan madu.

Menambah tingkat kekebalan tubuh juga satu di antara keistimewaannya. Begitu manis dengan kadar gula yang rendah, juga menjadi kelebihannya. Tapi ada yang lebih dahsyat dari keistimewaan fisik yang dipersembahkan lebah dalam madunya. Dan itu adalah hikmah. Lebah selalu hidup dalam kebersihan dan menghasilkan yang baik pula. 

Begitu pula dengan jumlah kebaikan yang dihasilkannya, luar biasa. Lebah memproduksi madu sebenarnya adalah untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Nektar yang diambil dari sari bunga, bercampur sebuah sekresi dari dalam tubuh lebah yang kemudian menghasilkan madu. Madu inilah yang akan menjadi bekal lebah untuk melalui musim dingin yang panjang, yang tak bakal bisa ditemui nektar-nektar bakal pangan. 

Ia mencari sesuatu yang baik untuk bekal dalam perjalannya yang panjang. Tapi tak hanya untuk dirinya. Sesungguhnya, lebah hanya butuh sedikit dari madu yang ia produksi. Jumlah yang ada jauh melampaui kebutuhan yang dibutuhkan oleh lebah itu sendiri. Berlebihkah?

Tidak, karena ia hanya tunduk pada Allah, Sang Maha Pencipta, ". ...Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia...) (Q.S. An-Nahl [16]: 69). Andai saja, kita tak sekedar melihat. 

Umpamanya, manusia tak hanya sekedar tahu. Tentu akan banyak, begitu banyak hikmah yang bisa dipetik dan dijadikan bekal. Untuk kelak, InsyaAlloh. Ketika menghadap dan membuka buku besar catatan perbuatan di hadapan Allah Yang Maha Besar. Satu saja makhluk Allah. Satu saja, tak perlu banyak-banyak. 

Sehingga kelak, kita mampu menjawab amal apa saja yang telah diperbuat. Dan kelak, kita juga mampu mengajukan bukti bahwa sabda Rasulullah SAW, tentang manusia yang paling baik adalah manusia yang paling bermanfaat, sudah pula berusaha kita penuhi. 

Semoga penulis, teman-teman JCS dan pembacanya mampu memberikan manfaat, sebesar mungkin. Seluas mungkin. Kepada seluruh alam karenaNya. Wallahu a'lam bish-shawab.*