Keutamaan Salat Berjamaah -->

Advertisement

Keutamaan Salat Berjamaah

Admin
Rabu, 15 Agustus 2018

Ilustrasi 
Rasulullah SAW bersabda, "Salat berjamaah melebihi salat sendirian dengan dua puluh derajat." Abu Hurairah ra telah meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah merasa kehilangan beberapa orang dalam salah satu salat (berjama'ah), lalu beliau SAW bersabda, "Sungguh aku bermaksud memerintahkan seseorang untuk mengimami salat berjama'ah orang-orang, kemudian aku pergi menemui orang-orang yang tidak mengikutinya, lalu aku bakar rumah mereka.

" Menurut riwayat lain disebutkan, "Kemudian aku pergi menemui orang-orang yang tidak menghadirinya, lalu aku perintahkan agar rumah mereka dibakar dengan seikat kayu bakar. Seandainya seorang dari mereka mengetahui bahwa mereka akan mendapatkan sepotong tulang yang banyak dagingnya atau kikil kambing, niscaya mereka menghadiri salat berjama'ah." Yakni berjama'ah salat Isya'.

Usman ra, telah meriwayatkan sebuah hadis marfu', "Barangsiapa yang menghadiri berjama'ah salat Isya', maka seakan-akan ia melakukan qiyam setengah malam dan barang siapa yang menghadiri berjamaah salat subuh, maka seakan-akan ia melakukan qiyam satu malam penuh." 

Nabi Muhammad SAW telah bersabda, "Barangsiapa salat berjamaah, maka ia benar-benar telah memenuhi perutnya dengan ibadah." Sa'id ibnul Musayyab telah mengatakan bahwa tidak sekali-kali seorang muazin mengumandangkan azannya di dalam masjid selama dua puluh tahun, melainkan aku berada di dalam masjid.

" Muhammad ibnu Wasi telah mengatakan bahwa di dunia ini tiada yang ku sukai selain tiga hal, yaitu: seorang saudara yang kalau aku menyimpang diluruskan olehnya, dan makanan pokok sebagai rezeki tanpa beban dan konsekwensi, dan salat berjama'ah yang menghindarkanku dari kealpaan dan dicatatkan pahalanya.

Ibu Abbas ra, telah berkata, "Barangsiapa mendengar juru azan mengumandangkan azannya kemudian tidak menjawabnya, berarti tidak menginginkan kebaikan dan kebaikan tidak menginginkannya."

Abu Hurairah ra, telah berkata, "Sungguh kalau telinga anak Adam dipenuhi dengan leburan timah adalah lebih baik baginya daripada mendengar panggilan salat, lalu ia tidak menjawabnya.  Diriwayatkan bahwa sesungguhnya Maimun ibnu Mahram datang ke masjid, lalu dikatakan kepadanya bahwa sesungguhnya semua orang telah bubar (pulang), maka ia pun mengatakan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raji'uun, sesungguhnya keutamaan salat ini lebih aku sukai daripada para penguasa negeri Irak.

Rasululah SAW telah bersabda, "Barangsiapa yang salat selama empat puluh hari dengan berjama'ah tanpa pernah ketinggalan dari takbiratul ikhramnya, niscaya Allah akan mencatat baginya dua kebebasam, yaitu kebebasan dari kemunafikan dan kebebasan dari neraka." Dalam riwayat dikatakan bahwa sesungguhnya apabila datang hari kiamat dihimpunlah suatu kaum yang wajah mereka bercahaya seperti bintang yang terang. Para malaikat bertanya kepada mereka, "Apabila yang menjadi amalanmu?"

Mereka menjawab, "Dahulu bila kami mendengar suara azan, kami bangkit untuk bersuci dan tidak menyibukkan diri selain itu." Kemudian dihimpun lagi segolongan manusia yang wajah mereka bercahaya seperti rembulan. Setelah ditanya mereka menjawab, "Kami telah mengambil wudhu sebelum waktu salat tiba."

Kemudian dihimpun lagi segolongan manusia yang wajah mereka seperti matahari. Mereka mengatakan dalam jawabannya, "Kami mendengarkan azan di dalam masjid." Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa dahulu ulama salaf bila ketinggalan takbir pertama dalam salat berjama'ahnya, mereka berbela sungkawa kepada dirinya sendiri selama tiga hari, dan berbela sungkawa selama tujuh hari bila ketinggalan salat berjama'ah. Wallahu a'lam.*