Gempa Bumi -->

Advertisement

Gempa Bumi

Admin
Selasa, 07 Agustus 2018

Ilustrasi 
Beberapa gempa terbesar di Indonesia seperti di Lombok NTB sudah dua kali akhir-akhir ini. Dalam ilmu Geografi yang bahwa gempa bumi adalah getaran yang berasal dari dalam bumi yang merambat sampai ke permukaan bumi yang disebabkan oleh tenaga endogan, alias material dari dalam perut bumi. 

Ilmu yang secara khusus memperlajari gempa disebut seismologi, sedangkan ilmuwan yang mengkhususkan diri untuk memperlajari gempa disebut seismolog. Alat yang digunakan untuk mengukur dan mencatat kekuatan getaran gempa disebut seismograf atau seismometer. 

Jadi, dengan alat ini akan diketahui besarnya kekuatan getaran gempa dan lamanya gempa seperti yang dimiliki BMKG. Cuma BMKG sampai saat ini belum sampai pada ilmu yang bisa menentukan kapan terjadi gempa? Ia baru bisa menyebut tanda-tanda, kekuatan getaran, kedalaman, dan sekitar titik gempa. Para pakar seismologi telah mengembangkan tata cara penggunaan informasi tentang gempa bumi.

Permukaan bumi terbentuk dari lapisan batuan paling luar yang disebut kerak bumi. Kerak bumi yang pecah membentuk potongan-potongan besar yang saling berpapasan. Potongan-potongan ini disebut lempeng. Lempeng ini bergerak perlahan dengan saling bergesekan, menekan, dan mendesak bebatuan. Akibatnya, tekanan bertambah besar. 

Jika tekanannya besar, maka bebatuan bawah tanah akan pecah dan terangkat. Pelepasan tekanan ini merambatkan getaran yang menyebabkan gempa bumi. Setiap tahun, terjadi sekitar 11 juta gempa bumi dan 34.000 nya cukup kuat dirasakan. Beberapa gempa terbesar di dunia karena proses subduksi. 

Dalam proses ini, terjadi tumbukan antara dua lempeng, dengan salah satu lempeng kerak terdorong ke bawah lempeng yang lain. Biasanya, lempeng samudera di laut menumbuk lempeng benua yang lebih tipis di darat. Lempeng samudera yang jatuh dan bergesekan dengan lempeng di atasnya dapat melelehkan kedua bagian lempeng tersebut. Akibat tumbukan ini dapat menghasilkan gunung api dan menyebabkan gempa bumi.

Agar bisa membaca peta informasi gempa, seseorang harus mengenal beberapa istilah yang biasa dipergunakan dalam peta gempa, yaitu sebagai berikut: 1 Hiposentrum, yaitu titik pusat terjadinya gempa yang terletak di lapisan bagian alam. 2, Episentrum, yaitu titik pusat gempa bumi yang terletak di permukaan bumi, tegak lurus dengan hiposentrum. 3, Fokus, yaitu, jarak antara hiposentrum dengan episentrum. 4, Isoseista, yaitu garis pada peta yang menghubungkan daerah-daerah yang mengalami intensitas getaran gempa yang sama besarnya. 

5 Pleistoseista, yaitu garis pada peta yang menunjukkan daerah yang paling kuat menerima goncangan gempa. Daerah tersebut terletak di sekitar episentrum. 6, Homoseista, yaitu garis pada peta yang menghubungkan daerah yang menerima getaran gempa yang pertama pada waktu yang bersamaan. Faktor penyebab gempa, bisa akibat runtuhnya batu-batu raksasa di sisi gunung, atau akibat runtuhnya gua-gua besar. Radius getaran tidak begitu besar atau tidak terasa. 

Gempa bumi vulkanik. Gempa ini terjadi akibat aktivitas gunung berapi. Dalam banyak peristiwa, gempa bumi ini mendahului erupsi gunung api, tetapi lebih sering terjadi secara bersamaan. Getaran gempa vulkanik lebih terasa dibandingkan getaran gempa reruntuhan, getarannya terasa di daerah yang lebih luas. Gempa bumi tektonik. Gempa ini terjadi akibat proses tektonik di dalam litosfer yang berupa pergeseran lapiasan batuan tua terjadi dislokasi. 

Gempa ini memiliki kekuatan yang sangat besar dan meliputi daerah yang sangat luas. Berdasarkan kedalaman hiposentrum; gempa dangkal, kurang dari 100 km di bawah permukaan bumi. Gempa menengah, hiposentrumnya antara 100 km-300 km di bawah permukaan bumi. Gempa dalam, memiliki kedalaman antara 300-700 km di bawah permukaan bumi. Sampai saat ini tercatat gempa terdalam 700 km. (Sumber: kamus dan buku Geografi). (tas).