Cerdas Dimusim Kering -->

Advertisement

Cerdas Dimusim Kering

Admin
Kamis, 23 Agustus 2018

Ilustrasi 
JCS - Musim kemarau saat ini cukup dirasakan masyarakat khususnya di Cianjur selatan. Kemarau membuat mereka kesulitan air bersih untuk minum, mandi dan keperluan lain. Kekeringan yang sudah berbulan-bulan ini berdampak pula terhadap lahan pertanian baik sawah, ladang dan kawasan pasir atau dataran tinggi
.
Meski halodo, ternyata banyak warga yang pandai memanfaatkan kondisi ini yaitu dengan cara bercocok tanam (menanam) mentimun (bonteng), jagung dan kacang-kacangan (palawija-red) di sawah. Dari pantauan JCS tersebut, sebagian besar lahan yang sudah kering kerontang banyak juga yang dibiarkan para pemiliknya. 

Namun disisi lain kondisi morat marit susah air bersih dan kekeringan tersebut, ternyata dimanfaatkan oleh sebagian warga untuk membuat sawah. Seperti dilakukan Aki Nurdin dan Haji Suryadi yang mencoba membedah sawahnya menggunakan kendaraan perkakas, alias alat berat (loder) untuk merubah sekotak dua kotak sawah lalu menjadi sawah besar.

Pun dataran miring dan bertumbuk kemudian digerus oleh alat bermesin tersebut hingga rata membentuk sawah besar. Menurut Suryadi, untuk merubah posisi tanah 'lamping' cocok diwaktu musim kemarau ini, yaitu menggunakan mobil loder. "Sekarang masih halodo kan, jadi saya coba membuat sawah dengan cara seperti dibeko," ujarnya. 

Pekerjanya cukup dua orang, satu sopir loder, satu lagi kernet. Mereka gresroot kerja siang malam di sawah milik. Seperti di Kp. Padangsari Desa Karyamukti dan di Kp. Cikananga Desa Sindangsari, Leles. Hal yang sama dilakukan Aki Nurdin. "Aki ngabedah sawah seep 30 juta. Atuda sa-jam na bayar genep ratus rebu. Soal na aki ngulikeun ngabedah sawah make jonir. Ieu nyontang waktu ampir tilu poe tilu peuting," tutur Aki Nurdin, Kamis (23/8/2018). 

Lain halnya kondisi susah air bersih yang dialami warga Desa Wanasari. Menurut Mas King-King alias Kades Wanasari, Agrabinta, didampingi Sekdes Eman Sulaeman kepada JCS menyebutkan, Sebagian warga di disini sebetulnya tidak terlalu parah kesulitan air, karena warga ada yang punya sumur pantek (bor), bahkan ada yang membuat sumur di kawasan kebun karet PTPN VIII Kebun Agrabinta. "Memang kesulitan air bukan di sini saja, tapi kondisi serupa cukup merata," kata Kades Kingking, Kamis (23/8/2018).

Kades dan Sekdes Wanasari mengapresiasi, sekaligus mengucapkan terimakasih kepada Kapolsek Agrabinta beserta jajaran. Pasalnya, polisi sebagai pelayan masyarakat di Agrabinta cukup peduli kepada warganya, yaitu rela membagikan air bersih untuk warga Wanasari, Pasir Waringin, Pasir Kalapa dan lainnya. Polisi Agra bagikan air dengan menggunakan drum di atas mobil ranzer polisi. "Alhamdulillah pa Kapolsek Agrabinta peduli terhadap warga kami. Itu inisiatif beliau karena beliau melihat kondisi warga yang kesulitan air," tambah Eman Sulaeman.

Nampaknya memang bahwa cuaca, iklim dan atmosfer Cianjur selatan saat ini, Kamis (23/8/2018) boleh dibilang panas-panas teduh mengingat Rabu malam sempat turun hujan. Angin pun masih menyapu kotoran hingga ke atas 25 km di atas permukaan laut, untuk membentuk awan. Kondisi ini disambut masyarakat, karena mereka memprediksi akan memasuki musim hujan. Walaupun hujan cuma sebentar namun tetap disyukuri. Pengalaman, bahwa tanda-tanda tersebut adalah aba-aba mau turun hujan. (tas).