Ilustrasi |
Bulan Agustus merupakan pekan menyusui sedunia atau world breasfeeding week. Tahun ini mengangkat tema yaitu memberikan pemahaman jika menyusui adalah upaya menjaga pondasi kehidupan.
Menyusui perkara alamiah dan sudah berlangsung sejak peradaban manusia ada. Menjadi lumrah dan sewajarnya jika aktivitas ini tetap turun temurun selama masih ada kelahiran manusia-manusia baru. Pada satu titik, masyarakat kembali diburamkan dengan aktivitas penuh ikatan emosional ini. Banyak faktor dan pengaruh yang membuat proses menyusui menjadi lebih asing, khususnya pada para ibu baru.
Badan Kesehatan Dunia (WH0) dan World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) mencetuskan tema peringatan pekan menyusui untuk tahun ini dengan mengajak semua orang memahami jika 'meng-ASI-hi' merupakan salah satu bentuk upaya menjaga pondasi kehidupan. Laman WHO menyebutkan, menyusui dapat mencegah kelaparan dan malanutrisi dalam segala bentuknya. Selain itu, dapat menjamin keamanan makanan untuk bayi, bahkan di saat krisis.
Saat terjadi bencana, kampanye mengingatkan pemberian ASI pada bayi korban bencana terus digalakkan. Dengan ASI, bayi dan balita yang masih menyusui lebih terjaga keamanan makannya daripada mengandalkan susu formula. Ada banyak manfaat pemberian ASI bagi ibu dan bayi. Bayi-bayi, ASI adalah pertahanan tubuh alami yang diperlukan mereka sebagai makanan satu-satunya selama enam bulan kehidupan.
Daya tahan tubuh dan imunitas yang baik akan meningkatkan kualitas hidup bayi. Juga munculnya ikatan kedekatan dengan ibu yang memiliki banyak manfaat untuk berkembang karakter anak di masa depan. Antara lain penyayang, percaya diri, juga mandiri. Tak dipungkiri, masalah malanutrisi pada anak masih jadi isu di berbagai negara.
Padahal penting diketahui kalau masalah kekurangan gizi atau malanutrisi pada anak bisa dicegah dengan pemberian ASI. Para ibu harus berusaha untuk menyusui bayinya terutama di usia 0 hingga 6 bulan. Menyusui bahkan bisa mendukung perekonomian keluarga.
Tidak perlu membeli susu formula yang harganya bagi mereka yang kekurangan sangat mahal. Bahlan menyusui merupakan keputusan cerdas yang membantu memastikan ketahanan pangan bahkan di saat krisis. Di laman The Spectrum, konsultan laktasi dan perkembangan anak dari Intermountain Dixie Regional Medical Center Kerry Ann Humphrey mengatakan bahwa untuk sukses menyusui butuh tiga hal, yakni latihan, persisten, dan kesabaran.
Ia menyarakan kepada ibu baru untuk berada di rumah setidaknya semingu pertama untuk mempelajari pola minum bayi dan cara laktasi yang nyaman baginya. Ibu juga butuh istirahat penuh, terjauh dari beban pikiran berat sejenak setelah melahirkan. Itu akan menjadi awal yang baik bagi kesuksesan menyusui. "Tidak perlu tergesa-gesa.
Nikmati perjalannya. Bayi yang baru lahir sudah mengerti dengan batin orangtuanya. Yakinkan Anda mampu memberikan hak ASI bagi bayi," pesannya. Perlu diingat, sekecil apa pun usaha ibu memberikan ASI bagi bayi, ia akan mengerti, bahkan memberi manfaat besar bagi pertumbuhannya (anak). Selamat meng-ASI-hi kepada para ibu terkasih. (tas/rus).