Ilustrasi |
JCS - Bagian dari mengejawantahkan program kesehatan, yang tertuang dalam Peratutan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 3 Tahun 2014, tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), dan instruksi Bupati Nomor 7 Tahun 2017, tentang upaya percepatan desa atau kelurahan stop buang air besar sembarangan atau SBS, berarti warga dan pelayan kesehatan atau medis di puskesmas-puskesmas harus kerjasama dan transparan merealisasikan program.
Hal tersebut, kini sedang dilakukan oleh sebagian warga dan puskesmas puskesmas di Kabupaten Cianjur. Salah satunya di Desa Tanjung, Kecamatan Sukaluyu. Puluhan warga Desa Tanjung di dorong jajaran petugas kesehatan atau Puskesmas Sukaluyu untuk melaksanakan program STBM. Kegiatan ini, adalah untuk sama-sama merawat lingkungan. Sehingga, semua pihak sadar akan pentingnya kesehatan dengan tidak kencing sembarangan.
Menurut petugas Kesehatan Lingkungan (Kesling) di Puskesmas tersebut, Asep Sumarjo, program sesuai peraturan nomor 3 tahun 2014 tersebut. "Kami dari Puskesmas Sukaluyu mengarahkan dan melaksanakan identifikasi masalah dan analisis situasi di suatu lingkungan," papar Asep, Selasa.
Karena program STMB ini, lanjut Asep, memiliki metode yang dapat mendorong semangat warga untuk merubah perilaku, atau kebiasaan tidak baik menjadi baik. Apalagi, tahun 2019, target Indonesia di semua desa harus SBS dengan program nasional yaitu Universal 2019. Disebutkan Asep, tujuannya agar semua warga dapat menikmati air minum yang layak seratus persen, atau nol persen bebas dari daerah kumuh, dan seratus persen terakses sanitasi yang layak. "Ini program nasional untuk semua puskesmas," ujarnya.
Karenanya, 360 desa yang ada di Kab. Cianjur dapat menjadi desa yang SBS. Meski tercatat, Cianjur baru 51 desa yang SBS, berarti 309 lagi desa yang perlu didukung oleh semua sektor lintas OPD terkait serta pemegang wilayah desa. Kepala wilayah, camat, berperan dalam mewujudkan program tersebut. "Mudah-mudahan program ini berdampak baik terhadap pola hidup dan kebiasaan diri kita," terang mantri kesehatan Asep.
Sementara itu, aparatur Desa Tanjungsari menyambut program tersebut, dan mengajak warga di sana untuk berperilaku hidup sehat, tidak asal kencing, dan menjaga kebersihan lingkungan dari sampah. "Kami harap warga mengerti akan program ini," harap Sekdes Tanjungsari, Yayan Sitarni.
Menurut Yayan, pihaknya dituntut laporan tentang buang air besar dan kecil, terus berapa banyak rumah yang mempunyai spiteng. Dengan program ini, menurut Yayan, cukup menyentuh sasaran di pedesaan, paling tidak dapat meminimalisir buang air ke selokan karena dampaknya bisa jadi buruk. "Program ini bukan di desa kami, tapi semuanya harus melakukan peraturan yang baik ini," pungkasnya. (tas).