Isyarat Muhasabah -->

Advertisement

Isyarat Muhasabah

Admin
Sabtu, 14 Juli 2018

Ilustrasi 
Pernah diceritakan bahwa Samnun di suatu hari berbicara tentang cinta kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, lalu tiba-tiba ada seekor burung yang hinggap di hadapannya. Dan burung itu terus-menerus mematuki tanah sehingga paruhnya mengeluarkan darah, akhirnya burung itu mati.

Ibrahim Ibnu Adham mengatakan dalam do'anya, "Wahai Tuhanku, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa surga menurutku tidak seimbang dengan sebelah sayap nyamuk pun bila dibanding dengan kemuliaan yang telah Engkau berikan kepadaku dari kecintaanku kepada-Mu, sehingga aku terhibur dengan mengingat-Mu dan membuatku dapat berkonsentrasi menafakuri kebesaran-Mu."

Maka, orang berakal selalu meneliti kekurangan-kekurangan yang ada pada dirinya. Adapun mengenai muhasabah atau introspeksi diri sesungguhnya Allah telah memerintahkannya kepada kita melalui firman-Nya: "Hai orang-orang yang beriman, bertawakallah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)." (QS. Al-Hasyr {59}: 18). Makna ayat ini mengisyarakatkan kepada kita untuk mengintrospeksi diri terhadap amal-amal yang telah dilakukan. 

Umar ra, mengatakan, "Introspeksilah dirimu sebelum kamu diintrospeksi, dan timbanglah amal perbuatanmu oleh dirimu sendiri sebelum ditimbang." Dalam sebuah hadis bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW pernah didatangi seorang laki-laki lalu bertanya, "Ya Rasulullah, berilah pesan kepadaku." Beliau SAW balik bertanya, "Apakah kamu sungguh mau meminta pesan?" Laki-laki itu menjawab, "Ya". Beliau SAW bersabda, "Kalau kamu ingin melakukan sesuatu pertimbangkanlah kesudahannya. Jika baik akibatnya kerjakanlah dan jika buruk akibatnya tinggalkanlah."

Masih dalam sabda Rasulullah SAW, disebutkan bahwa dianjurkan bagi orang yang berakal membagi waktunya menjadi empat bagian dan salah satunya dikhususkan untuk mengintrospkesi diri. Allah SWT telah berfirman: "Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." (QS. An-Nur [24]: 31). 

Taubat artinya memandang kepada suatu perbuatan sesudah dilakukan dengan pandangan yang penuh penyesalan. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya aku memohon ampun kepada Allah SWT dan bertobat kepada-Nya dalam sehari sebanyak seratus kali. Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya orang-orang bertakwa  bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka seketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahan. (QS. Al-A'raf {7} : 201). 

Diriwayatkan Umar ra, bila malam menyelimuti suasana dengan kegelapannya, ia memukul kedua telapak kakinya dengan cambuk dan mengatakan kepada dirinya sendiri, "Apa yang telah kamu kerjakan hari ini?"

Jadi seorang hamba bukan termasuk orang-orang bertakwa sebelum mengintrospeksi dirinya secara lebih ketat daripada introspeksi yang dilakukan oleh kawan perseroannya, karena dua orang yang bersero dalam suatu usaha pasti saling mengadakan perhitungan setelah pekerjaan mereka berdua selesai. Wallahu a'lam. Subhanakal lahumma wa bihamdika, asyhadu anla ilaaha illaa anta astaghfiruka wa atubu ilaik.*