Edas! Harga Daging Ayam dan Telur Mahal -->

Advertisement

Edas! Harga Daging Ayam dan Telur Mahal

Admin
Kamis, 19 Juli 2018

Ilustrasi 
JCS - Kenaikan harga daging ayam dan telur membuat pedagang di sejumlah pasar tradisional, resah. Dampaknya membuat daya beli masyarakat menjadi rendah. Kondisi ini, para pedagang menjerit!  

Mereka berharap pemerintah segera turun tangan karena harga daging ayam di sejumlah pasar tradisional mencapai Rp. 42 ribu per kilogram dan harga telur Rp. 30 ribu perkilogram. Seperti kenaikan dua komoditas tersebut di Pasar Induk Pasir Hayam dan Sukanagara, semua naik drastis. 

Untuk daging ayam TG, ecerannya hingga Rp. 49 ribu per kilogram. Ini mempengaruhi penjualan. "Bayangkan drop sampai 56 persen, biasanya stok barang jualan 2 sampai 2,5 kuintal per hari, sekarang 1 kuintal harus jualan sehari," kata Ajun di Pasar Sukanagara, Rabu (18/7/2018).

Hal yang sama di Pasar Induk Pasir Hayam Desa Sirnagalih, Cilaku, Cianjur. Rohimlah (46) selaku pedagang merasa cemas akan kondisi sekarang ini. Apalagi, kata Rohimlah, harga jual daging ayam sejak lebaran belum stabil.

Akibatnya pembeli jadi berkurang gara-gara harga naik. Sebelumnya ia menduga hal ini pengaruh pasokan terhambat karena masa liburan.  "Saya kira dampak libur lebaran, ternyata bukan itu. Apa ini ada permainan," ungkapnya. 

Para pedagang berharap segera turun tangan. Sebab, jika harga daging tetap mahal bisa berdampak pada kesulitan semua. Selain itu, berdampak pada penjualan telur ayam yang tembus lebih Rp. 30 ribu per kilogram. Kondisi ini memaksa masyarakat untuk memburu telur ayam pecah. Harga telur pecah disejumlah tempat bervariasi, di Pasar Induk Pasir Hayam Rp. 1000-1250 per butir. 

Peminat telur pecah kebanyakan para pemilik warung makan dan ibu rumah tangga. Alasan mereka, harga telur ayam normal melambung tinggi. "Kualitas telur pecah dan telur bagus hampir sama, makanya saya beli telur pecah," kata Enap warga Ranca Goong.

Penjual mencoba jual terlur pecah dengan cara disachet dan dibandrol. Menurut penjual telur pecah, Dudun (59), untuk menjual telur pecah dengan cara diikat. Misal, 56 ikat atau sekitar 1700 butir telur ayam pecah. "Sekarang saya jual 28 ikat, itupun saya sudah mati-matian karena harga dari sananya sangat tinggi," ujarnya. (tas).