Pembangunan Pondok Pesantren Al-Alimi |
Setiap orang yang ingin belajar ngaji di Pondok Pesantren Al-Alimi Insyaallah akan menjadi orang tawadu, tauhid, hikmah dan mudah rezeki.
Berikut penelusurannya!
Seiring suasana pagi di wilayah yang diselimuti kabut dan hamparan kebun teh dan tak jauh dari kawasan Perhutani benar-benar dingin mengigil.
Memasuki komplek Pondok Pesantren Al-Alimi berasa adem. Ponpes ini disesepuhi oleh KH. Nur Fuad, alamat Kampung Simpang, Desa Cidadap, Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur. Lokasinya strategis banget. Warganya ramah dan murah senyum. Dari perapatan Simpang Cidadap, ada warung-warung, bangunan toko milik keluarga pesantren, dan ojeg pangkalan hanya sekitar lima meter ke sebelah barat (meuntas jalan ka belah kulon), atau dari masjid besar bermodel timur tengah yang dekat rumah Dinas Bupati Cianjur itu tinggal ke sebelah kaler.
Halaman masjid/ponpes di sana cukup luas. Mobil mewah maupun mobil biasa terlihat parkir di sana. H Nur Fuad selaku pengasuh pondok pesantren di sana, sudah puluhan tahun mengajarkan tauhid pada murid-muridnya; belajar syariat, hakikat, thorikoh, ma'rifat, juga kitab-kitab salaf yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah. KH Nurfuad merupakan keluarga besar Ponpes Gelar dan Gentur Cianjur.
Jangan heran jika tamu masuk ke komplek ponpes yang masjid jaminya sedang direnovasi ini terasa dingin, sejuk, hening dan sepi. Nggak ada suara musik macem-macem. Apalagi di dalam rumah A Haji Fuad. Pasalnya, keluarga ponpes ini jauh dari suara tv, radio, apalagi alunan-alunan musik. Kecuali handphone (hp) yang dapat digunakan sesuai seperlunya.
A Fuad ketika ngobrol dengan JCS, Sabtu (23/6/2018), mengaku sering pulang pergi ke Mekah. Karena A Haji dipercaya jemaah maupun pemerintah untuk membantu alias membimbing para jemaah ketika melaksanakan ibadah haji. Baik mulai bimbingan haji sebelum berangkat maupun saat di sana. Jadi pulang pergi Mekah-Campaka sudah tak asing lagi. Lagian tak pernah mengeluarkan uang sendiri. Itulah keberkahan bagi A Haji Fuad.
Ada dua hal yang unik. Pertama, keajaiban air di sana tak pernah surut. Meski musim kemarau. Kedua, Ponpes ini tak bersentuhan dengan bantuan-bantuan apapun. Tapi murni dibangun keluarga dan partisipasi warga. Ketika sedang membangun masjid pun tak mau menerima bantuan dari manapun. Kecuali perjuangan keluarga Ponpes Al-Alimi dan bantuan yang halal. Menurut H Asep, bukan menolak rezeki tapi ingin jelas sumber asal muasalnya. Apalagi implik-implik bendera.
"Ponpes ini bukan yayasan. Tapi biasa tempat belajar ngaji di kampung. Kemarin juga ada yang menawarkan bantuan tujuh ratus juta dari salah satu sumber tapi kami menolak. Untuk pembangunan masjid ini kami kerjakan bersama warga di sini," turur H Asep nada slow sambil mengawasi para pekerja yang sedang sibuk melaksanakan pembangunan masjid tersebut, Minggu (24/6/2018).
Selain itu, tamu atau murid yang belajar ilmu agama terlebih dahulu akan ditanya maksud dan tujuan, harus memasang niat, siap membersihkan hati dari sifat-sifat tercela seperti iri, dengki dan sebagainya; murid harus rendah hati, dan berbuat kebaikan karena Allah. Sebab, jika ada ucapan tamu berlainan dengan niat, alias ngabohong akan terjebak sendiri. Misalnya tamu ngaku dari Cianjur selatan tapi datang cuma sambilan, pasti akan ketahuan.
Apapun tujuannya tamu yang datang Insyaallah akan ketahuan. Tamu dan murid akan diajak untuk belajar tauhid yang benar, memperbanyak dzikir, shalawat; bahkan mengenal tingkatan-tingkatan shalawat. Tentunya banyak hikmah yang didapat bagi mereka yang sudah mengenal lebih dekat dan belajar ilmu di sana. Wallahu a'lam. (tas).