Keutamaan Malam Kemuliaan (Lailatul Qadar) -->

Advertisement

Keutamaan Malam Kemuliaan (Lailatul Qadar)

Admin
Minggu, 03 Juni 2018

Ilustrasi
Diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas ra yang telah menceritakan bahwa pernah diceritakan kepada Rasulullah SAW perihal seorang laki-laki dari Bani Isra'il yang memanggul senjata di pundaknya selama seribu bulan di jalan Allah SWT. Rasulullah SAW kagum dengannya dan mengharapkan hal itu bagi umatnya, maka beliau berdoa," Wahai Rabbku, Engkau jadikan umatku paling pendek usianya di antara umat-umat yang ain dan paling sedikit amalnya."

Lalu Allah SWT memberikan kepada beliau Lailatul qadar yang lebih utama dari seribu bulan-masa orang Bani Israil itu memanggul senjatanya di jalan Allah-bagi beliau sendiri dan juga bagi umatnya antara keistimewaan umat ini. Menurut suatu pendapat disebutkan bahwa nama laki-laki Bani Israil itu adalah Syam'un. Dia berperang melawan musuh selama seribu bulan dan tidak pernah kering pelana keduanya serta selalu mengalahkan orang-orang kafir berkat kekuatan dan keberanian yang diberikan Allah. Hati orang-orang kafir merasa sempit karena ulahnya.

Maka mereka mengirimkan seorang utusan kepada istrinya dan menjamin akan memberinya hadiah satu baki emas kalau dia dapat mengikat Stam'un, sehingga mereka dapat memenjarakannya dalam rumah tahanan khusus dan mereka terbebas dari gangguannya. Ketika dia tidur, pada suatu malam, istrinya mengikatnya dengan tali pintalan tersebut. Setelah Syam'un terbangun, langsung menggerakkan tubuhnya dan semua tali yang mengikat tubuhnya terputus berkeping-kepung. Syam'un bertanya kepada istrinya, "Mengapa kamu melakukan itu?" Istrinya menjawab, "Aku hanya ingin menguji kekuatanmu." Ketika berita itu sampai kepada orang-orang kafir, mereka mengirimkan rantai besi kepada istri Syam'un, lalu sang istri melakukan hal yang semisal seperti sebelumnya, namun ternyata Syam'un masih dapat memutuskan. Setelah itu datanglah iblis kepada orang kafir dan menunjukkan kepada mereka agar istri Syam'un menanyakan kepada suaminya tentang sesuatu yang tidak mampu diputuskan oleh Syam'un.

Orang-orang kafir itu mengirim kurir mereka kepada istri Syam'un untuk menanyakannya. Setelah sang istri menanyakannya, Syam'un menjawab, "Kepangan rambutku ini." Syam'un memang memiliki delapan buah kepangan rambut yang panjang sampai penyentuh ranah.

Ketika Syam'un tidur, istrinya mengikat kedua kakinya dengan empat kepangan rambutnya dan kedua tangannya dengan empat kepangan rambut lainnya. Lalu orang-orang kafir datang dan menangkap Syam'un kemudian membawanya ke sebuah rumah pengorbanan mereka yang tingginya kurang lebih empat ratus hasta, bangunannya cukup luas, namun hanya ditopang oleh sebuah tiang yang besar. Mereka lalu memotong kedua telinganya dan kedua bibirnya, mereka semuanya berkumpul di hadapannya lalu Syam'un memohon kepada Allah SWT agar diberi kekuatan kepadanya untuk dapat melepas ikatannya dan dapat menggerakkan tiang serta merobohkannya ke atas mereka, dan memohon keselamatan bagi dirinya dari tangan mereka. Akhirnya Allah memberinya kekuatan.

Dia bergerak melepaskan ikatannya dan menggerakkan tiang itu. Maka atap itu berjatuhan menimpa mereka. Allah membinasakan mereka semua dan menyelamatkan Syam'un dari mereka. Ketika sahabat-sahabat Rasulullah SAW mendengar kisah itu, mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah kami dapat meraih pahala seperti yang dilakukan olehnya?" Beliau menjawab, "Aku tidak tahu." Kemudian beliau memohon kepada Allah, akhirnya Allah memberinya malam lailatul qadar tersebut di atas. Diriwayatkan dari Anas ra yang telah menceritakan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda, "Apabila datang malam lailatul qadar, maka turunlah Malaikat Jibril as. bersama dengan rombongan malaikat. Mereka memohonkan rahmat dan mengucapkan salam kepada setiap orang yang melakukan qiyam atau duduk berzikir kepada Allah SWT.

Abu Hurairah ra telah mengatakan bahwa para Malaikat turun ke bumi pada malam lailatul qadar dalam jumlah yang lebih banyak daripada bilangan batu kerikil. Dibukakanlah pintu-pintu langit untuk turunnya malaikat itu sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadis bahwa pada saat itu cahaya pun bersinar terang, terjadilah penampakan yang besar dan terkuaklah di dalamnya alam malakut, sedangkan manusia dalam hal ini berbeda-beda keadaannya. Diantara mereka ada yang dibukakan baginya tirai-tirai langit sehingga dapat menyaksikan di dalamnya para malaikat dalam rupa aslinya, ada yang berdiri, ada yang duduk, ada yang ruku, ada yang sujud, ada yang berdzikir, bersyukur, bertasbih, dan bertahlil. 

Di antara manusia ada yang dibukakan baginya pemandangan surga berikut segala isinya, rumah-rumahnya, istana-istananya, bidadari-bidadarinya, sungai-sungainya, pohon-pohonnya, buah-buahannya, dan ia menyaksikan 'Arasy Tuhan Yang Maha Pemurah yang berada di atas semuanya, dan juga menyaksikan kedudukan para nabi, wali, syuhada dan orang-orang yang dhiddiq. Dia menyakiskan neraka Jahannam, melihat tingkat-tingkatannya, menyaksikan tempat orang-orang kafir dan lain sebagainya. Di antara mereka ada yang dibukakan baginya tirai-tirai yang menutupi keindahan Allah sehingga tiada yang menyaksikanNya, kecuali hanya Dia. 

Riwayat Umar ra dari Nabi SAW, "Barang siapa yang menghidupkan dua puluh tujuh Ramadhan sampai Subuh, maka hal itu lebih baik aku suka daripada melakukan qiyam di malam-malam bulan Ramadhan seluruhnya." Fatimah bertanya, "Wahai ayah, apa yang dapat dilakukan orang-orang yang lemah dari kalangan kaum laki-laki dan kaum wanita sedangkan mereka tidak dapat berdiri?" Beliau menjawab, "Tidak sekali-kali mereka meletakkan bantalnya lali dipakai bersandar dan mereka duduk sesaat dari saat-saat malam itu sembari berdoa kepada Allah SWT, melainkan hal itu lebih aku suka daripada berdirinya umatku semuanya dalam bulan Ramadhan; Barang siapa yang menghidupkan malam lailatul qadar dan salat dua raka'at serta memohon ampun, niscaya Allah akan mengampuninya dan dia telah terjun ke dalam rahmat Allah serta Jibril akan mengusapnya dengan sayapnya. Barangsiapa yang diusap sayap Jibril, masuk Surga. Wallahu a'lam.*