Matahari dan Bumi |
JCS - Matahari adalah sumber energi terbesar untuk atmosfer bumi. Orang mengatakan matahari itu merupakan suatu reaktor nuklir yang besar (H.R Byers, Sc. D. Hal 1). Dalam kenyataannya, semua kehidupan di bumi tergantung kepada matahari. Tanpa matahari, maka tidak akan ada bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Dalam hubungan ini matahari yang menjadi sumber energi untuk kehidupan erat sekali nampaknya dengan gejala-gejala alam nabati, hewani, dan gejala-gejala alam nonbiologik seperti perubahan-perubahan cuaca yang dikaji oleh meteorologi. Hal tersebut terakhir ini dapat kita jajaki dimana pun pada setiap saat di permukaan bumi. Begitu pentingnya energi matahari yang berhubungan erat dengan meteorologi, maka setiap mahasiswa yang mengadakan studi ini harus mengetahui dan memahami terlebih dahulu gerakan bumi yang disebut rotasi dan revolusi, sebelum mendiskusikannya sebagai keadaan suhu.
Menurut para ahli pengetahuan alam, permukaan matahari terdiri dari massa gas yang membara dengan suhu sekitar 6000 derajat C. Kebanyakan dari panasnya itu terlimbah sejauh perjalanan melalui ruang angkasa yang tak terbatas. Hanya sebagian kecil saja dari suhu atau energi tersebut sampai di planet-planet matahari, termasuk bumi kita. Namun, secara nisbi sejumlah energi atau panas matahari yang sampai di bumi, merupakan segudang panas atau energi yang besar sekali pengaruhnya untuk kehidupan di bumi.
Selain itu, akibat rotasi, dari arah barat ke timur dalam perputarannya, maka dapat dilihat perputaran semua bola langit dari timur ke barat, sehingga benda-benda langit seperti matahari memiliki titik terbit dan titik terbenam. Perhitungan yang menyangkut gerakan bumi, rotasi, ialah untuk menetapkan rata-rata kedudukan bintang daripada matahari.
Maka, dihasilkan dua terminologi hari, yaitu sidus dan hari rata-rata waktu matahari. Pada hari sidus lama waktunya adalah 23 ham 56 menit, 4,09 detik, sedang hari rata-rata waktu matahari lamanya 24 jam. Wallahu a'lam. (tas).