- Banyak shalawat, membaca Al-Qur'an disertai dengan merenungkan dan memahami makna dan maksudnya.
- Melaksnakan ibadah-ibadah sunnah setelah yang fardhu dengan ikhlas.
- Selalu berdzikir baik scara lisan, dalam hati, dengan amal perbuatan maupun hal ihwal. Karena besarnya cinta seseorang kepadaNya setara dengan banyaknya dzikir yang dilakukannya.
- Menyaksikan kebajikan, kebaikan anugerah dan karuniaNya, baik lahir maupun bathin.
- Menjauhi hal-hal yang dapat menghalangi jalur komunikasi antara hati anda dengan Allah SWT.
- Bergaul dengan orang-orang yang benar-benar mencintai Allah dan RasulNya, memunguti buah-buahan ucapannya yang baik sebagaimana ia memilah-milah buah-buahan yang baik. Dan tidak berbicara kecuali apabila ucapan atau tulisan anda membawa maslahat yang kuat dan anda yakin bahwa ucapan itu memberikan nilai tambah dan bermanfaat bagi orang lain...
- Berduaan dengan Allah SWT ketika Dia turun ke langit terdekat untuk bermunajat denganNya, membaca firmanNya, berdiri dengan hati dan memperagakan etika ubudiyah di hadapanNya, lalu menutup ritual itu dengan istighfar dan taubat. "Innal laha yuhibbut tawwa biina wa yuhibbul mutathahhiriina: Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang bersuci." (Al-Baqarah: 222). "Katakanlah: 'Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?" (Al-Maidah 18).
- Ini yang paling mengagumkan. Yaitu takluknya hati secara total di hadapan Allah SWT. Dan untuk menggambarkan kosep ini yang ada hanyalah sebutan dan ungkapan. Dan masih ada banyak cara agar hati lebih dekat kepada Allah Yang Maha Dekat. Melalui jalur-jalur inilah para pencinta Allah insyaalloh berhasil sampai posisi mahabbah kepada Sang Maha Kekasih. (Hadis Qudsi, H.R Al-Bukhari 11/340,341 dan lainnya). Wallahu a'lam. Subhanakal lahumma wa bihamdika...*